Bisnis.com, MEDAN - PT Bank Aceh Syariah akan mengoptimalkan pembiayaan untuk sektor usaha mikro kecil dan menengah dan usaha produktif lainnya.
Kepala Bidang Humas Riza Saputra mengatakan hal tersebut sesuai dengan keinginan pemegang saham agar meningkatkan pembiayaan pada sektor produktif. Upaya ini juga sebagai strategi perusahaan menjaga kinerja di tengah pandemi Covid-19.
Perseroan memasang target pertumbuhan pembiayaan sektor produktif sebesar 20%. Adapun, pembiayaan pada sektor konsumtif ditargetkan tumbuh 2,16%.
"Saat ini komposisi [pembiayaan] lebih tinggi pada konsumtif. Sektor produktif akan ditingkatkan," katanya dihubungi Bisnis, dikutip Kamis (18/6/2020).
Strategi lainnya yaitu melalui program pembiayaan murah yang dirilis pada April kemarin. Dari 2.000 permohonan yang masuk, sekitar 1.500 nasabah telah disetujui dengan total nilai pembiayaan Rp13 miliar.
Seiring dengan dampak pandemi Covid-19, Bank Aceh Syariah melakukan penyesuaian ekspansi pembiayaan. Target pertumbuhan pembiayaan yang dipasang pada awal tahun sebesar 11%, disesuaikan menjadi 5% pada tahun ini.
Perseroan berharap tetap dapat menjaga setoran dividen kepada Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Kabupaten dan Kota seluruh Aceh sebagai pemegang saham. Pemerintah Provinsi Aceh menggenggam kepemilikan saham Bank Aceh Syariah sebanyak 61%, Pemerintah Kabupaten seluruh Aceh 35,20%, dan Pemerintah Kota seluruh Aceh 3,80%.
Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun buku 2019 yang digelar pada Selasa (16/6/2020), Bank Aceh Syariah menyetorkan dividen sebesar Rp265 miliar kepada Pemerintah Provinsi Aceh, serta Pemerintah Kabupaten dan Kota se-Aceh. Dividen tahun buku 2019 itu meningkat Rp5 miliar dari tahun 2018 sebesar Rp260 miliar.
"Dividen yang disetorkan Rp265 miliar, terjadi kenaikan Rp5 miliar dari tahun sebelumnya. Dalam kondisi normal, target [dividen] sama dengan tahun ini," katanya.