Bisnis.com, MEDAN - Pemerintah Provinsi Sumatra Utara memastikan pandemi virus corona atau Covid-19 tidak mengganggu persiapan rencana pembangunan Light Rail Transit (LRT) Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo atau disingkat Mebidangro.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatra utara Abdul Haris Lubis mengatakan rencana pembangunan LRT Mebidangro saat ini masuk tahap dokumen perencanaan. Penyiapan dokumen teknis tetap berlangsung di tengah pandemi Covid-19.
Rencana pembangunan LRT ini sudah diprogramkan bekerja sama dengan perusahaan dari Korea Selatan. Namun, pemprov urung menyebutkan alokasi anggaran perencanaan proyek transportasi massal itu.
"Adanya corona ini, penyiapan [dokumen perencanaan] tetap berlangsung. Rapat-rapat dilakukan dengan video conference. Memang ada perlambatan, tetapi masih berjalan." katanya dalam telekonferensi pada Senin (11/5/2020).
Sebelumnya, Sekretaris Bappeda Provinsi Sumatera Utara Yosi Sukmono pernah menyampaikan bahwa kajian studi kelayakan, Detail Enginering Design (DED), hingga indentifikasi trase guna kebutuhan pembebasan lahan, dapat selesai pada 2020. Selanjutnya, tahap konstruksi proyek LRT diharapkan dapat mulai pada tahun depan.
"Jika lahan sudah terdefinisi dengan tepat, maka awal tahun depan sudah bisa dilakukan pembebasan lahan. Dan konstruksi sudah bisa dimulai 2021," katanya kepada Bisnis pada awal Januari.
Baca Juga
Pembangunan LRT Mebidangro merupakan proyek strategis Sumatra Utara dan telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Moda transportasi ini nantinya juga akan terhubung dengan rencana proyek Bus Rapid Transit (BRT) Medan.
Pembangun proyek LRT sepanjang 41 km dan terdiri dari 5 koridor itu, diperkirakan menelan investasi sekitar Rp21 triliun. Proyek ini akan dibiayai pemerintah pusat dengan bantuan Pemerintah Provinsi Sumut dan Pemerintah Kota Medan.
"Kami [Pemprov Sumut] diminta komitmennya untuk pembebasan lahan atau hal-hal yang sifatnya non kosntruksi. Adapun, pemerintah pusat masuk pada pembiayaan konstruksi," imbuhnya.