Bisnis.com, PEKANBARU - Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau turun paling tajam dibandingkan provinsi lainnya di Pulau Sumatra pada Maret 2020 walaupun masih berada di urutan tertinggi
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Nilai Tukar Petani di Provinsi Riau tercatat turun - 3,51 persen menjadi 113,76 pada bulan lalu dari posisi 117,90 pada Februari 2020.
“Penurunan NTP ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani sebesar - 3,32 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,20 persen,” tulis BPS, seperti dikutip pada Senin (6/4/2020).
Lebih lanjut, penurunan NTP terjadi pada 4 subsektor penyusun NTP yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat (-3,91 persen), tanaman pangan (-2,61 persen), hortikultura (-1,24 persen), dan perikanan (-0,70 persen).
Di sisi lain, subsektor peternakan mengalami kenaikan NTP sebesar 0,02 persen.
BPS mencatat seluruh provinsi di Pulau Sumatra memang mengalami penutunan NTP selama Maret 2020.
Provinsi Riau menjadi daerah dengan penurunan NTP terdalam sementara penurunan NTP terendah ditempati oleh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebesar -0,42 persen. Kendati demikian, NTP Provinsi Riau masih menempati posisi paling tinggi di Sumatera.
Adapun, pada saat bersamaan terjadi inflasi perdesaan di Riau sebesar 0,24 persen dengan kenaikan indeks tertinggi terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Sementara Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Riau juga turun -3,40 persen menjadi 116,19 pada Maret 2020 dari 120,28 pada Februari 2020.
Adapun, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan.
NTP juga menunjukkan daya tukar atau terms of trade dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.