Bisnis.com, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau menyebut belum akan memberi insentif untuk sektor pariwisata pascamerebaknya virus corona baru-baru ini.
Raja Yoserizal, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Riau, mengatakan pihaknya belum akan memberikan insentif untuk sektor pariwisata di Bumi Lancang Kuning. Pasalnya, sektor ini diharapkan bisa berkontribusi lebih besar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) ke depannya.
“Kalau selamanya dikasih insentif, bagaimana? Kan kami mau pariwisata akan mengganti [kontribusi] migas. Kalau dikasih insentif, kapan dapat untung lagi? Sebenarnya kan diharapkan bisa mengganti migas, mana dapat PAD kalau dikasih insentif terus,” ujarnya di Pekanbaru, Senin (2/3/2020).
Adapun, Provinsi Riau telah memiliki enam KPPN (Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional) yaitu KPPN Muara Takus, KPPN Pekanbaru Kota, KPPN Pulau Jemur, KPPN Bono, KPPN Siak Sri Indra Pura, KPPN Bukit 30, dan satu KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional) yaitu Pulau Rupat.
Mengingat penyebaran virus corona yang masif di dunia, pemerintah pun bakal menggelontorkan Rp298 miliar untuk menarik wisatawan mancanegara ke KSPN. Di sisi lain, pemerintah juga berupaya memacu tingkat kunjungan wisatawan dalam negeri ke obyek wisata nasional.
Lebih lanjut, Yoserizal mengungkapkan bahwa pihaknya bakal terus memperjuangkan beberapa peninggalan sejarah di Riau untuk masuk ke dalam daftar warisan dunia (World Heritage) di UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) supaya dapat menarik minat wisatawan.
Saat ini, warisan Bumi Melayu yang sudah masuk ke dalam tentative list warisan dunia dari UNESCO yaitu Istana Siak Sri Indrapura dan Candi Muara Takus.
Adapun,sektor pariwisata yang berbasis budaya ini disebut bakal menjadi substitusi dan bahkan dapat menggantikan kontribusi sektor minyak dan gas (migas) untuk menopang perekonomian Provinsi Riau.
“Dalam rakor juga kemarin tegas disebutkan bahwa pascamigas ini nanti penggantinya pariwisata yang sumbernya kebudayaan,” ungkap Yoserizal.