Bisnis.com, PANGKALAN KERINCI — Kapasitas produksi rayon viskosa milik PT Asia Pacific Rayon (APR) disebut berpotensi menghasilkan devisa hingga US$131 juta atau sekitar Rp1,77 triliun per tahun.
Tak hanya itu, rayon viskosa yang merupakan kain alternatif untuk pembuatan kain berbahan dasar minyak mentah yang terbuat dari selulosa kayu ini disebut juga dapat mengurangi ketergantungan impor bahan baku tekstil hingga US$149 juta atau sekitar Rp2,01 triliun per tahun.
Basrie Kamba, Direktur APR, optimistis pihaknya dapat memberikan dampak positif bagi peluang kerja dan kesempatan usaha untuk bisnis kecil dan menengah dari hulu ke hilir industri tekstil dan produk tekstil.
“Selain Turki, produk APR juga diekspor ke 14 negara lainnya termasuk pasar tekstil dunia seperti Pakistan, Bangladesh, Vietnam, Brasil, serta sejumlah negara di Eropa. Tak hanya ekspor, produksi APR juga ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tekstil dalam negeri,” katanya saat peresmian Pabrik Serat Rayon APR di Pangkalan Kerinci, Riau, Jumat (21/2/2020).
Adapun dalam peresmian itu, APR yang dapat memproduksi 240.000 ton serat rayon per tahun juga mengirimkan ekspor ke Turki sebanyak 10.190 ton dan pengiriman ke Jawa Tengah sebesar 12.000 ton.
Dalam 3 tahun ke depan, perseroan pun berkomitmen untuk menanamkan investasi senilai Rp20 triliun untuk mengangkat kapasitas produksi menjadi 600.000 ton.
Baca Juga
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan optimalisasi pemakaian bahan baku tekstil yang berasal dari dalam negeri sangat penting untuk mendongkrak kinerja TPT Indonesia.
“Untuk menggenjot daya saing industri TPT, banyak hal yang kami pacu. Salah satunya, memudahkan ketersediaan bahan baku di dalam negeri,”ujarnya.