Bisnis.com, PALEMBANG – Bank Sumsel Babel menargetkan kinerja bisnis perusahaan dapat tumbuh 10% pada tahun 2020 dibanding tahun sebelumnya.
Direktur Utama Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin mengatakan pihaknya optimistis dapat mencapai target meski tahun ini sektor ekonomi diperkirakan menghadapi sejumlah tantangan.
“Memang kita perlu hati-hati tahun ini karena ekonomi lagi banyak gejolak, apalagi pengaruh dari kondisi politik dan ekonomi global,” katanya di sela jumpa pers terkait BSB RUN 2020, Kamis (9/1/2020).
Diketahui, realisasi kredit Bank Sumsel Babel mencapai Rp16,12 triliun per kuartal III/2019 atau tumbuh 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun target kredit yang dipatok perusahaan hingga akhir 2019 senilai Rp16,08 triliun.
Sementara untuk penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp20,28 triliun atau tumbuh 9% dari tahun sebelumnya yang senilai Rp18,54 triliun.
Syamsudin mengatakan pihaknya bakal menerapkan sejumlah strategi untuk penyaluran pembiayaan maupun penghimpunan DPK.
Di sektor kredit, kata Syamsuddin, Bank Pembangunan Daerah (BPD) tersebut bakal menyasar kredit produktif, salah satunya di bidang infrastruktur. Selain itu, dia melihat potensi pengembangan kredit di sejumlah komoditas andalan Sumsel masih prospektif, salah satunya kelapa sawit.
“Kami juga mau membesarkan UMKM di Sumsel dan Babel melalui KUR (kredit usaha rakyat). Sementara untuk DPK, kami ingin perbanyak dana murah,” katanya.
Diketahui, Bank Sumsel Babel telah menyalurkan KUR hampir mencapai Rp490 miliar sepanjang tahun 2019 lalu.
Sementara, berdasarkan catatan Bisnis.com, Bank Sumsel Babel mematok porsi untuk kredit UMKM sebesar 15,25% dari target penyaluran kredit senilai total Rp17,57 triliun pada tahun ini.
Syamsudin mengatakan, ke depan pihaknya juga tak hanya menggarap kredit untuk komoditas perkebunan secara lebih luas, di mana berdasarkan pemetaan dari Kementerian Pertanian terdapat pengembangan 8 komoditas yang tersebar di Sumsel maupun Babel.
Adapun delapan komoditas itu, meliputi lada, pala, cengkeh,kakao, kopi,kelapa, karet dan tebu.
“Ini menjadi peluang untuk perbankan menggarap pembiayaan bagi pengembangan komoditas-komoditas tersebut,” katanya.