Bisnis.com, PEKANBARU—Provinsi Riau mengalami deflasi sebesar 0,16% pada Desember 2019 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 139,92.
Sementara pada periode Januari--Desember 2019, Riau mengalami inflasi sebesar 2,36%.
Adapun, IHK merupakan salah satu indikator ekonomi yang sering digunakan untuk mengukur tingkat perubahan harga barang dan jasa berupa inflasi/deflasi di tingkat konsumen di daerah perkotaan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau yang dirilis pada 2 Januari 2020, deflasi di Riau terjadi karena adanya penurunan IHK yang cukup signifikan pada kelompok bahan makanan (-0,91%), kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga (-0,09%), kelompok sandang (-0,05%), serta kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar (-0,002%).
Komoditas yang menyebabkan terjadinya deflasi tersebut a.l. cabai merah, ikan serai, cabai hijau, petai, buncis, ikan tongkol, cumi-cumi, daging sapi, cabai rawit, dan televisi berwarna.
Di sisi lain, terdapat 3 kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan (0,24%), kelompok kesehatan (0,18%), serta kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau (0,11%).
Adapun komoditas yang membuat inflasi a.l. bawang merah, tomat sayur, telur ayam ras, tariff angkutan udara, minyak goreng, daging ayam ras, dan harga mobil.
“Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, dua kota mengalami deflasi yaitu Kota Pekanbaru sebesar -0,22% dan Kota Tembilahan sebesar -0,02%. Sedangkan Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,07%,” tulis BPS seperti dikutip pada Selasa (7/1/2020).
Sementara itu, pada Desember 2019, BPS mencatat terjadi inflasi di Indonesia sebesar 0,34% dengan IHK sebesar 139,07.
Inflasi tertinggi terjadi di Batam sebesar 1,28% dan terendah terjadi di Watampone sebesar 0,01%.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Manado sebesar 1,88% dan deflasi terendah di Bukittinggi dan Singkawang yang masing-masing sebesar 0,01%.