Bisnis.com, PANGKALPINANG – Badan Pusat Statistik Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat nilai ekspor timah dan nontimah pada November 2019 sebesar US$73,3 juta atau turun 22,55 persen dibandingkan dengan bulan sama tahun sebelumnya US$94,6 juta.
"Nilai ekspor timah pada November 2019 naik 26,30 persen, sedangkan nontimah turun 70,56 persen," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Dwi Retno Wilujeng Wahyu Utami di Pangkalpinang pada Kamis (2/1/2020).
Dia mengemukakan penurunan nilai ekspor didorong oleh turunnya ekspor nontimah sebesar 26,05 persen. Peran nontimah selama Januari-November 2019 mencapai 19,40 persen. Ekspor timah juga menurun 29,54 persen.
"Peran timah masih mendominasi ekspor hingga November 2019 mencapai 80,60 persen," ujarnya.
Menurut dia, Singapura masih menjadi negara tujuan utama ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Sekitar 50,64 persen ekspor timah pada Januari-November 2019 dikirim ke Negeri Singa Putih ini. Jika dibanding Januari-November 2018, ekspor timah ke Singapura pada tahun ini meningkat sekitar 49,65 persen.
Selanjutnya, India, Jepang, Korea Selatan, dan Belanda berada dalam lima negara tujuan utama ekspor timah pada Januari-November tahun 2019. Peran keempat negara berkisar 4,96 persen hingga 13,75 persen.
"Lima negara utama tujuan ekspor timah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berperan sebesar 87,38 persen," katanya.
Dia menambahkan ekspor nontimah Januari-November 2019 didominasi oleh lemak dan minyak hewan/nabati mencapai US$114,5 juta atau 47,04 persen dari jumlah ekspor nontimah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Nilai ini menurun 16,46 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya ekspor bahan bakar mineral menurun 60,26 persen, dimana peran komoditas ini menjadi 32,53 persen. Nilai ekspor produk karet dan barang dari karet secara kumulatif turun 16,50 persen, lada juga menurun sebesar 19,40 persen dengan peran sebesar 3,87 persen.
"Sebaliknya, nilai ekspor ikan dan udang pada November 2019 meningkat sebesar 10,63 persen ke Malaysia, Banglades, China, Australiam dan Singapura," ujarnya.