Bisnis.com, DUMAI — PT Hutama Karya (Persero) menargetkan jalan tol Pekanbaru—Dumai sepanjang 131 kilometer fungsional akhir tahun ini dan beroperasi penuh pada tahun depan.
Dengan dibukanya jalan bebas hambatan pertama di Riau tersebut, beragam tanggapan bermunculan di masyarakat, termasuk dari kalangan pengusaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Andika, misalnya. Karyawan toko usaha keripik pedas merek Ika ini mengaku banyak pelanggan yang membeli keripik dari luar kota, termasuk Pekanbaru.
"Biasanya kalau ada pesanan dari luar kota, kami akan kirim dengan paket [ekspedisi], banyak juga pelanggan kami dari Pekanbaru. Dengan adanya tol tentu pengiriman kami bisa lebih cepat," ujarnya kepada Tim Jelajah Infrastruktur Sumatra 2019, Minggu (24/11/2019) malam.
Andika sedangan merapikan bungkusan keripik pedas Ika yang menjadi andalan toko tempat dia bekerja./Bisnis-Himawan L. Nugraha
Tidak hanya soal mengirim keripik, bahan baku ubi kayu untuk membuat keripik selama ini didatangkan dari daerah Kandis dan Perawang, yang berada di Kabupaten Siak.
Selama ini jarak tempuh dari daerah itu ke Kota Dumai, bisa menghabiskan waktu 4 jam—5 jam perjalanan melewati jalan nasional dalam keadaan normal.
Bila jalan tol sudah dibuka, dia meyakini kekhawatiran akan terganggunya distribusi ubi kayu tidak lagi menjadi masalah ke depannya. Pasalnya, dari total enam seksi jalan tol Pekdum, salah satu pintu aksesnya berada di simpang Perawang, dan juga simpang Kandis-Petapahan.
Sementara itu, pemilik penginapan Taman Homestay di Dumai Sutan Kayo mengaku keberadaan jalan tol nantinya membuat pengunjung dan wisatawan ke kota itu bertambah.
"Dampak positifnya yang jelas untuk datang ke Dumai jadi lebih mudah, akan banyak tamu kemari, tapi ada juga yang perlu diantisipasi oleh pemerintah," ujarnya.
Dia menjelaskan dengan jalan tol Pekdum yang melintasi kota-kota lintasan seperti Minas, Kandis, dan Duri, dikhawatirkan akan mengurangi aktivitas ekonomi di daerah tersebut.
Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan ruang bagi pelaku ekonomi lokal, agar tetap mendapat tempat untuk berbisnis, misalnya, di tempat istirahat yang akan ditentukan oleh pengelola tol ke depannya.
Pada kesempatan terpisah pedagang rempah Dasril meyakini jalan tol akan menggerakkan perekonomian daerah lebih cepat karena jarak tempuh antarkota di Riau, khususnya Pekanbaru—Dumai menjadi semakin singkat.
"Biasanya harus 4 jam sampai 5 jam. Nanti tinggal 2 jam. Untuk kami pedagang itu untungnya kalau berbelanja barang ke Pekanbaru lebih cepat, tidak seperti sekarang," ujarnya.
Dasril tengah menunggu pembeli bumbu dapur dan rempah-rempah yang dijual di warungnya./Bisnis-Arif Gunawan
Selain itu, Dasril menilai bahwa masyarakat Dumai khususnya yang tinggal di sekitar pintu tol akan ikut terbantu dengan peluang ekonomi baru, misalnya, membuka usaha makanan dan minuman serta akomodasi.
Bahkan, keberadaan proyek tol ini diyakininya juga akan membuka daerah-daerah yang selama ini terisolasi dari berbagai proyek infrastruktur dan akhirnya menjadi terbuka karena masuk dalam lintasan jalan tol Pekdum.