Bisnis.com, PALEMBANG – Pupuk urea tercatat menempati posisi keempat tertinggi dalam nilai ekspor Sumatra Selatan periode Oktober 2019 dengan torehan US$4,17 juta.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, ekspor pupuk urea tersebut melonjak dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya yang mencapai US$2 juta per September 2019.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sumsel, Sukerik, mengatakan bahwa pupuk urea saat ini berkontribusi sebesar 2,36% terhadap total ekspor nonmigas provinsi itu.
“Pupuk urea yang diekspor dari Sumsel itu merupakan produksi PT Pusri (Pupuk Sriwidjaja) Palembang, perkembangannya cukup meningkat,” katanya, Jumat (15/11/2019).
Sukerik menambahkan secara umum, ekspor nonmigas Sumsel masih didominasi oleh komoditas karet dan bubur kayu/pulp.
Sementara untuk komoditas andalan yang selama ini mendominasi ekspor Sumsel, yakni kelapa sawit lengser ke peringkat ke-7 dalam realisasi nilai ekspor periode Oktober 2019.
Baca Juga
Dalam kesempatan yang sama, Manager Humas PT Pusri Palembang, Hernawan L. Sjamsuddin, menambahkan pihaknya memerkirakan ekspor urea dapat meningkat lagi pada dua bulan terakhir tahun ini.
“Biasanya naik [ekspor], kami juga rembukan dengan pabrik pupuk lain di Indonesia ketika menjual urea untuk pasar luar negeri,” katanya.
Hal tersebut, kata Hernawan, PT Pusri Palembang selaku produsen pupuk pelat merah harus memenuhi ketentuan dari pemerintah terlebih dulu sebelum melakukan ekspor.
“Syarat kami bisa ekspor ketika kebutuhan dalam negeri sudah terpenuhi baru boleh ekspor. Kami harus izin ke menteri dahulu,” katanya.
Sementara itu, nilai ekspor Sumsel pada Oktober 2019 tercatat naik sebesar 27,71% dibanding bulan September 2019, yakni mencapai US$355,13 juta.