Bisnis.com, PEKANBARU -- Pusat Studi Bencana Universitas Riau sudah melakukan sejumlah upaya untuk menanggulangi dan mencegah terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut.
Koordinator PSB Unri Dr Sigit Sutikno, menjelaskan sejak dibentuknya Pusat Studi Bencana Unri pada tahun 2014-2015 lalu hingga sekarang, telah melakukan riset aksi untuk menyelesaikan kasus Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Provinsi Riau.
Pada kegiatan ini, PSB Unri berkoordinasi dengan berbagai institusi baik dari Badan Restorasi Gambut, BNPB, WWF, Civor, Kyoto University, dan Yamaguchi University.
“Wujud kegiatan Unri dalam menuntaskan Karhutla Provinsi Riau. Pertama, pencegahan kekeringan gambut berdasarkan riset bahwa gambut mudah terbakar ketika kering, pada perinsipnya kita menjaga bagaimana gambut tersebut tetap basah, yaitu dengan cara penyekatan kanal yang telah kita lakukan di kabupaten Meranti, Sugai Tohor, dan Tanjung Leban,” ujarnya Selasa (18/9/2019).
Penyekatan kanal itu, dilakukan dengan riset sesuai dengan fungsi dari Perguruan Tinggi, yakni melakukan penyekatan kanal yang bekerjasama dengan kelompok masyarakat.
Lewat upaya tersebut, telah membuahkan hasil pada musim kemarau saat ini, yaitu lahan yang dilakukan sekat kanal tidak mengalami kebakaran.
Baca Juga
Selain upaya itu, Unri juga berusaha meningkatkan sumber penghidupan masyarakat yang dibutuhkan agar tidak membakar lahan.
"Paling utama, kita melakukan penjagaan kelembapan gambut tersebut supaya basah, sehingga saat ditanamin apa saja bisa tumbuh, dan hasilnya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” jelas Sigit.
Pada pertemuan ini hadir beberapa narasumber, di antaranya Prof Dr Ir Aras mulyadi DEA Rektor Unri, Prof Dr Iwantono MPhil Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr Arifudin SP., MP Peneliti Pusat Studi Bencana, Dr Suwondo MS Koordinator Pusat Studi Lingkungan Hidup, dr Zulharman Med Direktur Rumah Sakit Unri.