Bisnis.com, MEDAN - Sektor Industri Mikro, Kecil, dan Menengah sudah menyerap hingga 10,5 juta tenaga kerja atau berkontribusi sebanyak 65 persen dari sektor industri secara keseluruhan.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih mengatakan di Sumatra Utara potensi IKM cukup tinggi.
"Selain itu, pemerintah daerah Sumatra Utara responsif terhadap program pemerintah pusat. Jadi kami sangat terbantu sekali," kata Gati di Medan, Rabu (28/8/2019).
Sumatra Utara, lanjutnya, mempunyai potensi yang besar seperti kuliner dan kerajinan tangan, selain itu masyarakatnya juga senang dan punya bakat untuk membuat produk-produk kreatif.
“Ini dilihat dari makanan, kemasan dan marketingnya, IKM disni sangat memiliki potensi mengembangkan produknya berbasis e-commerce," katanya lagi.
Dia menambahkan, tantangan utama yang dihadapi oleh IKM yakni bahan baku. Sebelumnya, akses permodalan yang menjadi permasalahan, namun sumber permodalan sudah semakin bertambah, misalnya fintech, Kredit Usaha Rakyat, dan bantual lainnya.
"Setelah kami evaluasi ternyata masalahnya adalah bahan baku, kami lagi dorong terus. Untuk fesyen kami sudah punya alternatif bahan baku, misalnya serat tencel yang lebih murah," lanjutnya.
Kepala Dinas Perindustrian Sumut Zonny Waldi menambahkan industri kecil menengah di Sumatra Utara sampai dengan saat ini tercatat sebanyak 16.510. Dengan industri tersebut, lanjutnya, penyerapan tenaga kerja lebih dari 63.000.
"Akan kita tingkatkan ke depannya, 2020 kita akan bantu IKM untuk marketingnya," jelasnya.
Selain itu, Pemerintah Provinsi Sumatra Utara juga telah mendirikan rumah kemasan untuk memberikan edukasi kepada IKM Sumut. Apalagi, lanjutnya, Sumut memiliki produk-produk yang berkualitas.
"Misalnya kripik ubi, bahkan produk-produk kita sudah mencapai Thailand dan Filipina, tapi kemasannya gitu-gitu saja," lanjutnya.