Bisnis.com, PEKANBARU — Kalangan pengusaha pariwisata dari Association of The Indonesia Tour and Travel Agencies atau Asita, menolak rencana program Umrah Digital Enterprise yang tengah dikerjakan pemerintah Indonesia dengan Arab Saudi.
Ketua Asita Riau Dede Firmansyah mengatakan program tersebut akan merugikan banyak pihak, khususnya agen perjalanan atau travel umrah.
"Seharusnya pemerintah itu merangkul dan memperhatikan pengusaha travel umrah, bukan malah mendorong pelaku usaha besar yang sudah ada," katanya Senin (15/7/2019).
Sebelumnya Pemerintah Indonesia melalui Menkominfo Rudiantara telah menandatangani memorandum of understanding atau MoU dengan Arab Saudi, untuk mengembangkan program Umrah Digital Enterprise dengan menggandeng Traveloka dan Tokopedia.
Bila program itu berjalan, Dede menilai akan mematikan pelaku usaha travel umrah yang sudah berjalan saat ini. Hal itu disebabkan pemerintah mengambil alih layanan umrah yang selama ini dijalankan pelaku swasta.
Dia menyarankan pemerintah sebaiknya fokus membina dan merangkul para pengusaha umrah, agar dapat meningkatkan layanan kepada masyarakat di Tanah Air.
"Pemerintah harusnya turun langsung ke bawah, merangkul dan membina, serta mendengarkan keluhan pengusaha travel umrah agar bisa naik kelas dan semakin berkembang," katanya.