Bisnis.com, BATAM-Kota Batam menjadi pilihan utama dari tiga daerah yang menjadi sasaran dari rencana relokasi perusahaan telekomunikasi PT Pasifik Indotama (Paktel).
Selain ketersediaan lahan, minimnya gedung pencakar langit di Batam menjadi nilai lebih dibanding dua daerah lain yakni di Filipina dan Malaysia.
Dalam keterangan yang diterima pada Rabu (10/7), Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Edy Putra Irawadi mengaku mendukung penuh rencana PT Paktel menjadikan Batam sebagai daerah tujuan utama mereka.
BP Batam akan menyiapkan beberapa skema untuk memenuhi kebutuhan relokasi perusahaan yang berpusat di Jakarta ini.
Edy menjelaskan, ada tiga skema yang akan ditawarkan, pertama BP Batam akan menyediakan lahan untuk kebutuhan PT Paktel.
Kedua, PT Paktel dapat menggunakan bangunan yang dimiliki oleh BP Batam yang telah dilengkapi peralatan dan tower. Dan yang terakhir, BP Batam menawarkan PT Paktel untuk menggunakan fasilitas IT Center BP Batam.
“Masing-masing dari pilihan ini tentunya menguntungkan dari sisi yang berbeda. Tapi yang pasti, kami mendukung penuh bisnis ini,” kata Edy.
Dalam pertemuannya dengan President Director PT Paktel John Lester, diketahui bahwa perusahaan tertarik untuk merelokasi antena satelit ke Batam karena lokasinya yang strategis.
Pada prosesnya selain ketersediaan lahan yang cukup untuk menampung 11 antena satelit besar, PT Paktel juga memerlukan fasilitas penampung daya beserta genset listrik dan bangunan yang akan dijadikan sebagai kantor, pusat jaringan kontrol, infrastruktur IT, serta menampung peralatan stasiun satelit di darat.
Untuk proses relokasi ini tentu butuh persiapan dan kemudahan akses, terutama transportasi. Batam dinilai memiliki kemudahan tersebut. Jika rencana relokasi bisnis ini terlaksana, PT Paktel dipastikan akan menyerap sekitar 50 hingga 100 tenaga kerja yang terdiri dari insinyur dan teknisi untuk mendukung industri ini.
PT Paktel ini sudah berdiri sejak tahun 1995. Selain kantor pusatnya di Jakarta, PT Paktel juga memiliki satu kantor cabang di Balikpapan, Kalimantan Tengah.
Perusahaan ini bergerak di layanan jaringan telekomunikasi, dengan spesialisasi dalam outsourcing dan menawarkan solusi jaringan lengkap. PT Paktel telah memiliki lisensi untuk Very Small Aperture Satellite (VSAT), Internet Service Provider (ISP), Network Access Provider (NAP), dan Radio Trunking.
Terkait dengan alasan relokasi ini, President Director PT Paktel John Lester menjelaskan, lahan yang menampung 11 antena satelit besar dengan diameter 6-15 meter milik PT Paktel dijual.
Sebelumnya lahan tersebut dimliki oleh Asia Satellite Internet Exchange Limited (ASIX) yang merupakan pemegang saham pasar Hong Kong Group, yang memiliki teleport satelit besar.
“Kami membutuhkan ruang untuk merelokasi antena satelit tersebut sekitar satu hektar. Batam kami rasa sempurna untuk melakukan relokasi ini, di Btaam sedikit gedung pencakar langit yang dapat menghalau akses ke satelit di luar angkasa,” kata Lester dalam keterangan tersebut.
Lebih jauh, Edy menuturkan pihaknya berharap kesepakatan antara BP Batam dan PT Paktel akan segera tercapai.
Saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi dan menunggu informasi lanjutan terkait dengan detil kebutuhan PT Paktel untuk proses relokasi industri mereka ke Batam.