Bisnis.com, PALEMBANG – Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin terpantau rentan mengalami kebakaran hutan dan lahan atau karhutla seiring sebaran gambut yang cukup luas di daerah itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Iriansyah, mengatakan lahan gambut di Sumsel mencapai 1,4 juta hektare.
“Dominan berada di OKI dan Musi Banyuasin. Beberapa tahun lalu, dua daerah ini juga yang kerap tercatat terjadi karhutla,” katanya, Kamis (4/7/2019).
Baca Juga
Dia melanjutkan sebaran lahan gambut juga berada di Kabupaten Ogan Olir (OI) dan Kabupaten Banyuasin.
Iriansyah mengemukakan lahan gambut sangat berpotensi terbakar jika kondisi tanahnya mengering dan sering terjadi saat musim kemarau.
Dia melanjutkan, kondisi lahan yang masuk dalam rawan terbakar di Provinsi Sumsel seluas 8,37 juta hektare. Terdiri dari kawasan hutan seluas 3,47 juta ha, perkebunan 1,8 juta ha, pertanian 752.000 ha, lahan lain 1,56 juta ha dan lahan gambut 1,48 juta ha.
Lokasinya tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim dan Musi Rawas.
“Terdapat 9 Kabupaten dan Kota daerah rawan Karhutla yakni OKI, Ogan Ilir, PALI, Banyuasin, Musi Banyuasin, Muara Enim, Musi Rawas dan Muratara, namun yang paling rawan adalah OKI, Musi Banyuasin dan Ogan Ilir,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Panji Cahyanto, mengatakan kawasan hutan yang rawan kebakaran memiliki banyak semak belukar. Sebab, jika cuaca panas ekstrem, semak belukar tersebut bisa mengering dan bisa berpotensi kebakaran jika tersulut api.
Luas kawasan hutan di Sumsel sendiri, sambung Panji, mencapai 3,4 juta ha. Terdiri dari Hutan Tanaman Industri (HTI) dan alam.
“Untuk HTI, kami sudah sosialisasi ke perusahaan untuk menjaga lahan konsesinya. Kami juga sudah audit perusahaan perkebunan agar memiliki regu pemadam kebakaran sendiri,” kata dia.
Gubernur Sumsel Herman Deru mengatakan Provinsi Sumsel tahun ini harus bebas dari karhutla. Oleh karena itu, dia berharap peranan aktif dari semua pihak. Salah satunya dari Korem 044/Gapo beserta anggotanya untuk ikut aktif meminimalisir potensi terjadinya karhutla.
“Karhutla itu ada yang memang disengaja dan tanpa dibakarpun juga menyala. Saya harap unsur TNI dan semua pihak harus siap untuk menanggulangi kebakaran paling tidak menimalisir itu,” katanya.
Dia meminta agar semua pihak menyusun dan menurunkan personel untuk penanggulangan karhuta sebelum terjadinya kebakaran yang meluas. Antisipasi ini harus dilakukan mengingat saat ini sudah masuk musim kemarau