Bisnis.com, MEDAN - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan untuk bisa mengendalikan harga, terdapat empat kegiatan yang dilakukan. Perinciannya, menjaga ketersedian pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi.
Pihaknya pun berkoordinasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Sumatra Utara agar turut membantu sosialisasi berbelanja secara bijak.
Wiwiek berujar tekanan berbelanja secara berlebihan menjadi salah satu penyebab kenaikan harga. Oleh karena itu, pihaknya meminta bantuan kepada ustaz dan kiai agar menyampaikan pesan soal berbelanja bijak kepada santri-santrinya.
"Kami meminta tolong kepada ustaz, kiai mendorong santri agar tidak berbelanja secara berlebihan," ujar Wiwiek, Jumat (24/5/2019).
Menurut Wiwiek, pada periode Ramadan dan Lebaran inflasi kerap naik. Tapi, khusus di Sumatra Utara, periode Mei dan Juni menjadi pertaruhan karena sejak April, inflasi bulanan provinsi dengan populasi sekira 14 juta ini mencapai 1,23%. Angka ini merupakan inflasi tertinggi secara nasional.
Kendati tekanan untuk menaikkan konsumsi cukup tinggi, dia berharap agar inflasi bulanan pada Mei bisa turun dibandingkan April yakni di
kisaran 0,75 persen.
Baca Juga
Beberapa komoditas seperti bawang putih sebelumnya sudah coba dikendalikan harganya melalui suplai bawang putih impor. Kemudian, telur ayam dan daging ayam yang bakal ditambah pasokannya.
Sementara itu, untuk cabai merah bakal diurai jalur distribusinya sehingga ketersediaannya merata.
"[Inflasi bulanan pada] Mei sama Juni taruhan kami. [Inflasi pada] April 1,23 persen, tertinggi se-Indonesia. Kalau bisa, [inflasinya mencapai]
0,75 persen, harapan kami seperti itu," kata Wiwiek.