Menurut Jusuf Kalla (JK) pengembangan Batam lebih mudah karena wilayah ini memiliki pasar penyangga yang besar yakni Singapura. Keberadaan salah satu pusat perekonomian Asia itu membuat banyak investor mencari wilayah penyangga untuk memudahkan bisnisnya di Singapura.
"Kelebihan Batam itu adalah backbone-nya ada Singapura. Sehingga [Batam] menjadi hub dari transportasi [di Selat Malaka] dan menjadi hub vendor-vendor lainnya [yang berinvestasi di Singapura]. Jadi [mengembangkan Batam dengan FTZ] lebih mudah," kata Jusuf Kalla di Batam, Selasa (2/4/2019).
Sementara itu, untuk pengembangan KEK, tantangan yang dihadapi pemerintah lebih besar. Pemerintah harus menjadi penyangga utama.
"Bikin KEK di Palu, siapa yang menjadi backbone di Palu? Sulit sekali. Atau dibikin di Kalimantan, tidak mudah untuk mendapat fasilitas seperti yang ada [di Batam]," katanya.
Meski begitu, Jusuf Kalla menyebut pemerintah akan terus menjaga keberlangsungan bisnis baik di bawah KEK maupun dalam bentuk FTZ. Salah satu bentuk menjaga perekonomian adalah dengan adanya aturan kenaikan gaji yang disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
"Pemerintah sudah menetapkan pasti naik tiap tahun gajinya. Tahun depan upah minimum sudah di atas Rp4 juta karena sekarang Rp3,8 juta. Kemungkinan dalam waktu 3 tahun akan menjadi Rp5 juta," ujar Jusuf Kalla.