Bisnis.com, MANADO—Evakuasi korban longsor yang menimbun puluhan penambang emas di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.
Untuk kemudahan akses dalam penanganan darurat, Bupati Bolaang MongondowYasti Soepredjo Mokoagow telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung sejak Selasa (26/2/2019) hingga Senin (11/3/2019) pekan depan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penangguangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, evakuasi sulit dilakukan karena kondisi lubang galian yang sempit dan berbahaya bagi tim SAR.
Kondisi medan yang berada pada lereng terjal juga menambah sulitnya proses evakuasi. Dia menambahkan, tantangan lainnya adalah kondisi tanah yang labil dan belum diketahuinya berapa jumlah lubang yang ada, serta kondisi korban yang diperkirakan juga sudah meninggal di dalam reruntuhan longsor.
“Oleh karena itu evakuasi dilakukan dengan menggunakan alat berat, alat berat harus membuat jalan baru menuju titik longsor untuk memudahkan proses evakuasi,” ujarnya melalui siaran pers, Senin (4/3/2019).
Hingga Senin, (4/2/2019) pagi, pukul 07.00 WITA, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi 28 orang. Sebanyak 9 orang meninggal dunia dan 19 orang lainnya selamat dalam kondisi luka ringan dan berat.
Baca Juga
Dia menyatakan, belum ada data pasti mengenai berapa jumlah korbanyang tertimbun longsor. Berdasarkan laporan penambang yang selamat dan masyarakat sekitar, jumlah penambang yang saat berkerja di dalam lubang saat penambangan bervariasi.
“Adanya mengatakan 30 orang, 50 orang, 60 orang, bahkan 100 orang karena saat itu banyak yang sedang menambang di lubang besar, sedang di lubang-lubang kecil tidak diketahui. Hingga saat ini laporan anggota keluarga yang hilang juga terbatas karena banyak penambang yang berasal dari luar,” jelasnya.
Sehari sebelumnya, tim SAR gabungan telah berhasil membuka lubang yang tertutup material longsor dengan menggunakan alat berat namun belum bisa mengevakuasi korban yang masih tertimbun material.