Bisnis.com, PADANG - Pemerintah Kota Padang Sumatra Barat membutuhkan 117 buah shelter guna menampung hingga 500.000 orang penduduk yang berada di zona merah tsunami, jika bencana tersebut terjadi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Edi Hasymi mengatakan dalam perencanaan pemerintah setempat kondisi ideal jumlah shelter untuk mengantisipasi bencana tsunami sekitar 117 unit.
“Dalam perencanaan kami, kondisi idealnya sebanyak 117 unit, namun kan tidak bisa terpenuhi secara cepat karena keterbatasan lahan dan dana untuk pembangunan,” katanya, Rabu (13/2/2019).
Dia menyebutkan saat ini baru terdapat 61 unit shelter di ibukota Sumbar yang terdiri dari 58 gedung milik pemerintah dan swasta yang bisa sekaligus dijadikan shelter serta tiga buah shelter resmi milik pemerintah.
Saat kondisi bencana, imbuhnya, masyarakat bisa menuju shelter terdekat sesuai petunjuk yang ada, serta memanfaatkan shelter alami seperti Gunung Pangilun, sebuah area perbukitan di tengah kota.
Selain itu, Pemkot Padang juga mengimbau masyarakat yang memiliki kemampuan finansial, ketika membangun gedung juga sekaligus difungsikan sebagai shelter bagi masyarakat sekitarnya.
Makanya, Edi mengungkapkan untuk meningkatkan mitigasi dan kesiapsiagaan terhadap bencana, terutama gempa dan tsunami, pemda setempat rutin menggelar pelatihan dan simulasi.
Sosialisasi dilakukan di sekolah – sekolah, instansi pemerintahan, hingga kompleks perumahan masyarakat.
BPBD, imbuhnya, juga telah memasang rambu – rambu di sepanjang jalan sebagai penunjuk arah evakuasi, terutama bagi masyarakat di kawasan zona merah, yaitu radius 2 kilometer hingga 4 kilometer dari bibir pantai.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meminta kepala daerah [bupati/walikota] se Sumatra Barat meningkatkan koordinasi dan mitigasi terhadap bencana.
“Sumbar punya ancaman megathrust yang dapat mengakibatkan gempa dan tsunami. Baru – baru ini bahkan di Mentawai terjadi lebih dari 100 kali gempa, dan ini perlu menjadi kewaspadaan kita semua,” katanya dalam rapat koordinasi mitigasi bencana dengan pemda se Sumbar, Rabu (6/2/2019) lalu.
Menurutnya, tidak hanya gempa, Sumbar termasuk daerah dengan gudang bencana yang sangat banyak. Termasuk banjir, longsor, hingga bencana vulkanologi dengan adanya gunung api yang aktif yakni Gunung Marapi, Gunung Talang, dan Gunung Kerinci.
Makanya, imbuh Doni, mitigasi bencana tidak hanya penting tetapi menjadi kewajiban pemangku kepentingan dan seluruh masyarakat untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan dari bencana.
“Kita ingin betul – betul maksimal [mitigasi], sehingga ketika bencana datang seluruh pihak sudah siap,” katanya.