Bisnis.com, PALEMBANG - Musim pancaroba atau peralihan dari kemarau ke musim hujan berpotensi menyebabkan terjadinya bencana angin kencang.
Hal itu pula lah yang terjadi di Kompleks Olahraga Jakabaring Palembang yang diterjang angin langkisau, Sabtu (27/10/2018).
Selain menerjang Jakabaring, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Klimatologi Kelas I Kenten Palembang, Sumatra Selatan, menyatakan angin langkisau berpotensi terjadi di daerah lain.
"Dalam kondisi musim pancaroba atau peralihan dari kemarau ke musim hujan berpotensi terjadi bencana angin langkisau seperti Jakabaring yang mengakibatkan kerusakan beberapa fasilitas olahraga dan atap stasiun kereta api layang (LRT)," kata Kepala Stasiun Krimatalogi Kelas I Kenten Nuga Putrantijo, di Palembang, Sabtu.
Dia menjelaskan, kecepatan angin di sekitar kawasan Jakabaring yang menjadi pusat kegiatan pertandingan sejumlah cabang olahraga Asian Games pada Agustus 2018 mencapai 50 km perjam dengan curah hujan 11 milimeter.
Hujan lebat dan angin kencang yang terjadi di kawasan Jakabaring pada hari ini diakibatkan awan Cumulonimbus atau awan hujan hitam pekat.
Hal itu ditambah kondisi udara yang relatif hangat di sekitar daerah pertumbuhan awan tersebut sehingga menyebabkan perbedaan tekanan yang sangat signifikan dan dapat menimbulkan angin kencang.
"Potensi hujan lebat dan angin kencang pada siang hingga sore hari seperti yang terjadi hari ini memungkinkan terjadi lagi di Palembang dan 16 kabupaten/kota Sumsel lainnya pada musim pancaroba ini," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, ia mengimbau masyarakat di Sumsel mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana angin langkisau atau yang biasa dikenal puting beliung.
Warga diminta waspada terutama pada musim peralihan dari kemarau ke musim hujan seperti yang terjadi sekarang ini.
"Dengan kewaspadaan yang tinggi, ketika terjadi angin kencang disertai turunnya hujan bisa meminimalkan kerugian masyarakat dan dicegah timbulnya korban jiwa," kata Nuga.