Bisnis.com, PALEMBANG – Sebanyak tujuh perusahaan di Sumatra Selatan menjalin kesepakatan bersama dengan Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi (PDPDE) untuk menggunakan gas alam yang bakal disalurkan BUMD Sumsel tersebut melalui pipanisasi sepanjang 75 kilometer.
Aryo, Staf Khusus Direktur Utama PDPDE Sumsel, mengatakan pihaknya ingin mendapat pengguna potensial untuk menyerap gas yang disalurkan perusahaan selaku transporter.
"Oleh karena itu kami buat MoU dengan 7 perusahaan sebagai dukungan dan persiapan pembangunan pipa gas yang berujung ke KEK Tanjung Api-Api (TAA)," katanya seusai penandatanganan MoU, Selasa (15/8/2018).
Adapun ketujuh perusahaan yang digandeng PDPDE adalah PT Berkat Sawit Sejati, PT Buckingham Holding Indonesia, PT Samator Gas Industri, PT Sriwijaya Alam Segar, PT Sutopo Lestari Jaya, CV Tedmond Fibre Grass,dan PDPDE Gas.
Perusahaan tersebut, kata dia, bergerak di berbagai bidang mulai dari pengolahan sawit, gas dan industri makanan.
Aryo mengatakan nantinya kapasitas gas yang disalurkan pihaknya mencapai 15 mmscfd dan bakal ditingkatkan secara bertahap menjadi 100 mmscfd.
Dia mengemukakan kerja sama tersebut menjadi sinyalemen positif untuk pasar terkait proyek pipanisasi gas yang akan berujung ke KEK TAA.
"Sasaran utama kami adalah menyalurkan gas untuk industri di KEK TAA, kerja sama ini diharapkan mempercepat realisasi kawasan tersebut," katanya.
Menurut dia, pihaknya juga telah menjajaki calon investor di KEK TAA untuk menyerap gas yang bersumber dari Grissik, Kabupaten Banyuasin tersebut, salah satunya PT Buckingham Holding Indonesia yang akan memproduksi gas pengganti LNG di KEK TAA.
Terkait proyek pipanisasi gas tersebut, kata Aryo, saat ini masih dalam proses lelang di BPH Migas.
Adapun nilai investasi untuk membangun pipa gas itu mencapai Rp2,7 triliun dan rencananya perusahaan bakal menggunakan skema konsorsium.
"Jika sudah diputuskan oleh BPH Migas dan kami menang lelang maka kami segera ground breaking, sementara pembangunan bisa memakan waktu sekitar 2 tahun," ujarnya.