Bisnis.com, PADANG—Komoditas telur dan daging ayam ras menjadi penyebab inflasi di Sumatra Barat. Per Juli 2018 dua kota yang menjadi barometer perekonomian daerah itu Padang dan Bukittinggi mencatatkan inflasi masing-masing 0,62% dan 0,09%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar Sukardi menyebutkan dua daerah itu mengalami inflasi didorong kenaikan sejumlah harga kebutuhan pokok seperti telur dan daging ayam ras, yang mengalami kenaiakan di berbagai daerah.
“Juli 2018 untuk Kota Padang inflasi 0,62% dan Bukittinggi mengalami inflasi 0,09%,” katanya, Rabu (1/8/2018).
Komoditas telur yang beberapa pekan terakhir hangat dibicarakan mengalami inflasi 8,09% di Padang dan 7,53% di Bukittinggi. Keduanya menyumbang andil inflasi masing – masing 0,06% dan 0,07%.
Kemudian, daging ayam ras mengalami kenaikan harga sebesar 11,12% di Padang dan 6,79% di Bukittinggi, dengan sumbangan inflasi masing – masing 0,10% dan 0,09%.
Selain dua komoditas itu, inflasi Kota Padang juga disebabkan kenaikan harga bensin, angkutan udara, beras, jengkol, dan biaya bimbingan belajar. Sedangkan di Bukittinggi kenaikan terjadi pada komoditi beras, jengkol, bensin, dan tarif pulsa ponsel.
Adapun, dengan peningkatan inflasi itu, maka laju inflasi kalender dari Januari – Juli 2018 untuk Kota Padang sebesar 2,15% dan Kota Bukittinggi 0,83%.
Sedangkan jika diukur dengan membandingkan inflasi bulan yang sama tahun lalu atau year on year (yoy), inflasi Padang tercatat 3,34% dan Bukittinggi sebesar 2,54%.
Sukardi menilai laju inflasi tersebut masih sangat terkendali dan sesuai dengan target pemerintah daerah untuk mengejar inflasi rendah dan stabil.
Dia juga mengingatkan pemerintah daerah untuk mewaspadai potensi peningkatan inflasi agar inflasi daerah itu lebih terkendali, dengan menjamin ketersediaan pasokan barang, menjaga distribusi dan melakukan pengawasan harga di pasaran.