Bisnis.com, PADANG — Asosiasi Komoditi Gambir Indonesia (AKGI) mendorong pemerintah membentuk badan penyangga harga gambir guna menjaga stabilitas harga mengingat harga gambir di tingkat petani sangat berfluktuasi.
Ketua AKGI Ramal Saleh menyebutkan selama ini petani sangat dirugikan karena perubahan harga gambir yang sangat signifikan dan tidak menentu.
“Kalau memungkinkan dibentuk badan penyangga harga oleh pemerintah daerah, sehingga pihak lain [tengkulak] tidak bisa mempermainkan harga gambir,” katanya, Selasa (10/7/2018).
Menurutnya, dengan adanya badan penyangga harga ada kepastian harga yang diterima masyarakat petani, sehingga tidak ada lagi tengkulak yang memainkan harga atau menetapkan harga komoditi petani sesukanya.
Ramal menuturkan saat ini harga komoditas gambir di Sumbar berkisar di harga Rp35.000 per kilogram, harga itu, imbuhnya, masih jauh lebih rendah dari harga tahun lalu yang pernah mencapai Rp135.000 per kilogram.
“Kami ingin ada perlindungan untuk petani, jadi ada kepastian harga. Jadinya, semua dapat untung, pedagang untung petaninya juga untung,” ujarnya.
Dia menyebutkan untuk membentuk badan penyangga harga komoditi itu bisa dilakukan oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten dan kota. Misalnya, di Sumbar untuk komoditi gambir didominasi dua daerah, yaitu Kabupaten Limapuluh Kota dan Pesisir Selatan.
Apalagi, untuk membentuk badan penyangga harga itu pemerintah sudah dibekali UU No.9/2006 tentang Sistem Resi Gudang yang mengatur upaya jaminan harga bagi komoditas petani.
“Ketika harga gambir murah, maka ada jaminan harga dari penyangga untuk petani. Ini mestinya disegerakan,” katanya.
Menurutnya, pemerintah bisa bekerjasama atau menunjuk pihak ketiga untuk menjadi badan penyangga harga komoditi seperti BUMN atau koperasi.
Adapun, komoditas gambir merupakan salah satu produk unggulan ekspor Sumbar dengan negara tujuan utama adalah India dan Pakistan.
Rerata produksi gambir siap ekspor Sumbar mencapai 1.200 ton per bulan. Total, daerah itu menyumbang 80% dari keseluruhan ekspor gambir Indonesia.
Selain gambir, Ramal juga menyarankan peningkatan produksi produk ekspor lainnya di daerah itu, seperti cengkeh, kayu manis, pala, pinang, vanilla, lada, cokelat, kopi, hingga manggis.