Bisnis.com, PALEMBANG—Sektor perikanan Sumatera Selatan tumbuh pesat yang ditandai dengan peningkatan nilai ekspor periode Januari-Februari 2018 menjadi 1,83 juta dolar AS atau naik 64,3 persen dibandingkan periode yang sama 2017.
Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Sumatera Selatan Luluk Hari Suci di Palembang, Minggu, mengatakan, peningkatan ini selaras dengan meningkatnya volume ekspor yang tercatat mencapai 450 ton atau naik 87,6 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Terdapat tiga komoditas utama ekspor Sumsel yakni udang, sidat dan paha kodok. Ini diekspor ke berbagai negara, terutama ke Jepang," kata dia.
Ia mengatakan Pemprov Sumsel mendorong pelaku usaha perikanan mengekspor produknya karena pasar di luar negeri memberikan keuntungan berlipat.
"Seperti sidat, sangat diminati Jepang. Bahkan berapa pun ekspor akan diterima, asalkan sesuai dengan standar mereka baik dari sisi berat dan ukuran," kata dia.
Salah satu yang juga dicatat Provinsi Sumatera Selatan terkait ekspor sektor perikanan ini yakni ekspor 1 ton belut ke Tiongkok oleh Usaha Dagang (UD) Bandar Mina pada setiap bulan, untuk memenuhi permintaan dua kota di sana yakni Shanghai dan Guangzhou.
Komoditas belut yang diekspor ini merupakan hasil tangkapan dari warga Sumsel yang tersebar di beberapa kabupaten/kota yang dikumpulkan para pengumpul.
"Belut asal Sumsel sebenarnya sudah lama diekspor ke luar negeri, tapi ekspor tersebut dilakukan di Jakarta, tapi sejak dua tahun terakhir diekspor langsung dari Palembang, harapannya nama Sumsel yang muncul," kata dia.
Di pasaran ekspor harga belut mencapai Rp84.000/kg, sementara di dalam negeri hanya Rp40.000/kg.
Perairan Umum dan Daratan Sumatera Selatan saat ini tercatat menjadi yang terluas di Asia Tenggara dengan mencapai 2,5 juta hektare yang di dalamnya terdapat 233 jenis ikan. Sehingga dapat dimaklumi jika tangkapan belut mencapai 10-20 ton per hari.