Bisnis.com, PADANG—Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat mengingatkan pemerintah daerah mewaspadai potensi peningkatan harga–harga pada momen Ramadan dan Lebaran yang akan mengerek laju inflasi.
Kepala BPS Sumbar Sukardi mengatakan sejauh ini inflasi Sumbar cenderung stabil, namun berpotensi terjadi peningkatan inflasi saat Ramadan dan Lebaran, karena tingginya permintaan masyarakat.
“Untuk Ramadan dan Lebaran iya berpotensi [inflasi naik], karena permintaan masyarakat juga tinggi,” katanya, Kamis (5/4/2018).
Makanya, kata Sukardi, pemda jauh hari sudah harus menyiapkan skema dan upaya memastikan ketersediaan komoditas pokok, sehingga tidak ada kenaikan harga yang signifikan walau permintaan masyarakat meningkat.
Dia juga mengingatkan soal praktik spekulan yang menimbun barang ketika stok menipis dan permintaan tinggi, sehingga harga kemudian menjadi naik tidak terbendung, dan ujungnya inflasi menjadi tinggi.
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir, meski saat momen Ramadan dan Lebaran, inflasi Sumbar yang disumbang dari kelompok pangan atau volatile food cenderung stabil. Begitu juga dari kelompok administered price dan kelompok inti.
Adapun, per Maret 2018 dua kota utama di Sumbar yakni Padang dan Bukittinggi mengalami inflasi masing-masing 0,31% dan 0,28%, didorong peningkatan harga cabai merah, BBM, dan komoditas pangan lainnya.
“Terjadi inflasi, cuma kan angkanya masih terbilang rendah, masih sangat terkendali,” kata Sukardi.
Menurutnya, sejumlah kebutuhan pokok justru turun seperti beras, bawang merah, daging ayam, kentang dan gula pasir. Ada beberapa komoditas yang mengalami gejolak harga cukup signifikan, yaitu cabai merah, serta kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) meski hanya sedikit saja, akan berkontribusi memicu kenaikan harga – harga komoditas lainnya.
Harga BBM atau bensin mengalami kenaikan 1,18% di Padang dan 0,89% di Bukittinggi. Kemudian, cabai merah naik 1,96% di Padang dan 4,19% di Bukittinggi.
Selain dua komiditas itu, inflasi di Padang juga dipicu naiknya harga mie, nasi dengan lauk, lontong sayur, dan jengkol. Sedangkan di Bukittinggi, pemicunya adalah kenaikan harga belut, bawang putih, bawang merah, dan daging ayam ras.
Adapun, inflasi tahun kalender Kota Padang dan Bukittinggi hingga Maret ini masih tercatat cukup rendah, yakni masing – masing 0,65% dan 0,80%.