Bisnis.com, BATAM – Batam akan mengangkat citra sebagai ikon wisata menari Indonesia.
Citra sebagai ikon wista menari menjadi pilihan utama untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kunjungan Wisawatan ke Kota Industri ini.
Launching Batam sebagai ikon wisata enari akan dilakukan pada even Batam Menari 8 April mendatang. Diperkirakan akan ada lebih dari 20 ribu peserta yang akan turut menari bersama dalam perhelatan tahunan ini.
“Di Jakarta ada Java Jash Festival. Jember punya Jember Fashion Week. Batam akan punya Batam Menari. Itu akan kita jadikan Ikon Wisata Kota Batam,” ujar ketua penyelenggara Batam Menari, Dendi Gustinandar.
BP Batam sebagai penyelenggara menggandeng koreografer kawakan Guruh Soekarno Putra untuk menciptakan tarian khusus untuk Batam. Tarian yang merepresentasikan keragaman budaya di Batam itu diberi nama Rampai Batam.
Rampai Batam dibuat dengan mengadopsi unsur budaya dari sejumlah enis mayoritas yang ada di Batam. Yakni Melayu, Minang, Batak dan Tionghoa. Sementara gubahan musik pengiringnnya diciptakan khusus dengan aransemen yang sama sekali baru.
Awalnya Tarian khas ini direncanakan akan ditarikan oleh sedikitnya oleh 16 ribu orang. Jumlah penari yang besar in dimaksudkan untuk memecahkan rekor MURI. Namun Animo masyarakat sangat tinggi, sehingga diatas kertas sudah ada 20 ribu peserta yang medaftar.
Jumlah tersebut terdiri dari 6.687 peserta yang mendaftar via online, ditambah 6.755 siswa SMA/SMK. Ribuan peserta lainnya berasal dari paguyuban-paguyuban yang ada di Batam, komunitas dan pegawai BP Batam beserta keluarganya.
“Warga Batam memberikan sambutan positif yang sangat antusias. Rampai Batam mampu menjadi wabah di Batam,” jelasnya.
Dendi mengatakan, branding Batam sebagai ikon wisata menari Indonesia memiliki nilai strategis. Selama ini Batam belum punya branding khusus dalam menjual pariwisatanya. Kondisi ini membuat kualitas kunjungan Wisman ke Batam tak terlalu memuaskan.
Kondisi ini bagaikan ironi. Dimana secara kuantitas kunjungan Wisman ke Batam cukup baik. Kota Industri ini menempati peringkat ketiga kunjungan Wisman terbanyak di Indonesia. Nomor satu dipegang oleh Bali, disusul Jakarta.
Namun Wisman seolah tak betah berlama-lama di Batm. Length Of Stay di hotel-hotel berbintang terbilang sebentar. Catatan terakhir yang dirilis BPS menunjukan rata-rata lama menginap tamu asing dan tamu Indonesia pada hotel berbintang di Provinsi Kepulauan Riau pada bulan Januari 2018 adalah 2,15 hari.
Wistawan butuh alasan lebih untuk tinggal lebih lama di Batam. Untuk itu Batam harus mulai berbenah mempersiapkan iven-iven berkelanjutan yang membuat wisatawan betah tinggal berlama-lama di Batam.
“Mungkin sekarang dampak ekonomisnya belum terlihat. Tapi kita harus mulai, untuk memperkenalkan wisata Batam kepada dunia luar. Kita juga mengoptimalkan sektor wisata lain. tapi Seni Tari menjadi pilihan utama kita untuk menjadi branding utama wisata Batam,” jelasnya.
Melalui media seni dan budaya tari ini dianggap bisa merepresentasikan keanekaragaman budaya Batam yang multi etnis. Sehingga relevan bila Rampai Batam yang diciptakan koregrafer kawakan Guruh Soekarno Poetra ini jadi identitas wisata Batam.
Ketua Kadin Batam Jadi Rajagukguk menilai langkah BP Batam mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi Baru sudah tepat. Sektor pariwista harus jadi pilihan utama karena dianggap paling tahan banting dari terpaan krisis global.
“Ini mungkin satu-satunya sektor yang mampu dan cepat mengembalikan kondisi ekonmi. Karena sektor ini melibatkan banyak pihak dan menampung tenaga kerja yang cukup besar,” ujar Jadi.
Kadin sendiri terus mendorong BP Batam serius menjadikan Pariwisata menjadi core businessnya. Terutama dengan menggelar iven-iven wisata yang bisa meningkatkan gairan pariwisata di kota industri ini.
“Kami mendukung kegitan Batam menari. Ini sesuatu yang baru di Batam dan melibatkan lebih banyak pihak di Batam. Imbasnya kepada ekonomi hingga ke sektor paling kecil pasti besar,” ujarnya.