Bisnis.com, MEDAN – Pelopor produksi mortar instan di Tanah Air, PT Cipta Mortar Utama, mulai mengoperasikan pabrik ketiganya yang berlokasi di Kawasan Industri Medan, Selasa (31/10/2017), dengan kapasitas produksi 170 ribu ton per tahun.
Peresmian pabrik yang menelan investasi sekitar Rp123,2 miliar tersebut ditandai dengan penekanan sirine oleh Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi, didampingi Presiden Komisaris PT Cipta Mortar Utama Javier Gimeno dan Presiden Direktur Jose Martos serta sejumlah pejabat pemerintah, di dalam lokasi pabrik.
“Sumatra adalah salah satu wilayah di Indonesia yang berkembang sangat cepat. Saint-Gobain melihat peluang itu dan memutuskan untuk membangun fasilitas produksi di Sumatra,” kata Javier Gimeno di sela-sela acara peresmian.
Pada kesempatan itu Javier Gimeno mengungkapkan, pabrik Mortar Utama di Medan merupakan pabrik ketiga mereka setelah sebelumnya mendirikan fasilitas yang sama di Cibitung pada 1996 dan Gresik pada 2008.
Setelah mengoperasikan pabrik di Gresik, pada 2011 Saint-Gobain Group masuk ke dalam kepemilikan saham PT Cipta Mortar Utama melalui anak perusahaan mereka, Saint-Gobain Weber.
Sejumlah literatur menyebutkan, Saint-Gobain merupakan perusahaan multinasional Perancis yang didirikan pada 1665 di Paris dan berkantor pusat di pinggiran Paris, di La Défense dan Courbevoie. Awalnya, perusahaan itu merupakan produsen cermin dan sekarang juga memproduksi berbagai macam material konstruksi dengan performa tinggi.
Adapun pabrik yang ketiga ini berdiri di atas lahan seluas 1 hektare dan memiliki kapasitas yang kurang lebih sama dengan kedua pabrik sebelumnya, yakni 170 ribu ton per tahun.
“Kami membangun pabrik di Sumatra Utara sebagai yang pertama dari kompetitor yang lain sehingga jika mereka ikut membangun fasilitas yang sama di sini, pelayanan kami sudah lebih maju.”
Selain itu, Javier Gimeno mengatakan bahwa alasan membangun pabrik di Sumut karena perusahaannya menilai provinsi ini memiliki pertumbuhan yang baik, terutama pada sektor-sektor yang menjadi sasaran lini bisnisnya. Seperti proyek-proyek konstruksi dan perumahan.
Pabrik di Medan saat ini dioperasikan untuk memasok permintaan produk-produknya di kawasan Sumatra. Dengan begitu, pasokan untuk Sumatra tidak lagi dikirim dari kedua pabriknya di Pulau Jawa.
“Kami memproyeksikan perolehan penjualan di kawasan Sumatra dengan pengoperasian pabrik ini sekitar 2% dari total kapasitas produksi kami,” tambah Jose Martos.
Sepanjang 2016, perusahaannya mencatat total pasar mortar instan di Indonesia sebesar 3,7 juta ton yang mana lebih dari 50% peluang terbesar berada pada segmen proyek konstruksi. Dengan kemampuan produksi sebanyak 600 ribu ton per tahun, PT Cipta Mortar Utama (MU-Weber) dia klaim menguasai pasar lebih dari 25%.
Sampai dengan 2020, MU-Weber berencana membangun empat pabrik selanjutnya di Indonesia. Pabrik keempat direncanakan beroperasi dalam waktu dekat atau masih dalam tahun ini, sementara pabrik kelima keenam dan ketujuh masing-masing akan berdiri pada 2018, 2019 dan 2020.
Javier Gimeno lebih lanjut menuturkan, produk MU-Weber adalah mortar instan yang berbahan dasar pasir, semen, filler (bahan pengisi) dan aditif (bahan tambahan yang tercampur secara homogen dengan komposisi tepat dan diproses menggunakan teknologi modern).
Produknya dapat menjadi solusi untuk pengerjaan konstruksi yang lebih spesifik, mulai dari dinding, perekat keramik, lantai serta perbaikan lainnya. Keunggulan lain dari produknya adalah praktis, efisien, bangunan lebih berkualitas, anggaran terkontrol dan ramah lingkungan.