Bisnis.com, PALEMBANG -- Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan meminta pemerintah pusat mau memberikan bantuan peremajaan lahan perkebunan karet mengingat komoditas itu merupakan unggulan eskpor dari Bumi Sriwijaya.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Fahrurozzi mengatakan, sesuai instruksi Presiden RI Joko Widodo saat meresmikan replanting kepala sawit di Musi Banyuasin beberapa waktu lalu, meminta kepada Kementerian Pertanian agar dapat melakukan hal serupa untuk kebun karet, khususnya milik masyarakat.
“Sudah ada rencana tersebut. Kemungkinan akan dimulai tahun depan,” kata dia, Senin (30/10).
Dia mengatakan, adapun syarat untuk memperoleh dana bantuan replanting ini kurang lebih akan sama dengan yang diterapkan pada lahan perkebunan sawit. Tentunya hal yang pasti harus dilakukan yakni petani karet harus terlebih dahulu membentuk Badan Layanan Umum (BLU).
Dia melanjutkan, sebenarnya selama ini untuk petani karet sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik daerah maupun pusat Namun, sifatnya masih jalan sendiri-sendiri.
"Jadi petani karet ini kan ada yang swadaya, ada juga yang dibantu oleh pemerintah. nah, yang mananya bantuan pemerintah ini kan dananya terbatas," katanya.
Jika nantinya telah ada BLU sendiri, maka petani karet akan dapat mengelola secara langsung dana replanting tersebut.
Luasan karet yang ada di Sumsel itu sekitar 1,3 juta hektare, baik itu yang telah menghasilkan (produktif), maupun yang telah non produktif.
Dari jumlah tersebut sekitar 150.000 ha dari jumlah tersebut kini tercatat sebagai lahan non produktif.
Penyebaranya hampir meliputi seluruh wilayah Sumsel, khususnya Kabupaten Banyuasin, Muba, Musirawas, OKI, OKU, dan Kota Prabumulih.
"Meskipun lahan perbandingan lahan non produktif itu terbilang tidak terlalu besar, namun tentunya jumlahnya akan terus bertambah setiap tahun," katanya.
Sebagai gambaran, jika putaran produktif masa hidup karet itu 30 tahun. Maka setiap tahun semestinya harus melakukan replanting sebanyak 40.000 ha.
Oleh karena itu, untuk tahap pertama, pihaknya akan memfokuskan pengajuan dana replanting guna mengembalikan lagi efektifitas dari lahan-lahan non produktif tersebut.
"Sementara rata-rata produksi karet sendiri sekitar 1,1 juta ton per tahun," katanya.