Bisnis.com, PEKANBARU – Produsen gypsum dan plasterboard global, PT Saint Gobain Construction Products Indonesia (SGCPI) menyatakan konsumsi gypsum di sektor properti dalam negeri masih sangat rendah.
Managing Director PT SGCPI Hantarman Budiono mengatakan tidak hanya di tingkat global, tetapi bila dibandingkan negara tetangga saja, Indonesia masih jauh tertinggal dalam hal konsumsi gypsum.
“Saat ini konsumsi gypsum di wilayah Eropa mencapai 4 m2 per kapita, Amerika sudah 7 m2 per kapita, untuk negara tetangga semisal Malaysia dan Thailand rata-rata 1 m2 per kapita, dan Singapura sudah 1,3 m2 per kapita. Di Indonesia masih sangat rendah yaitu 0,43 m2 per kapita,” katanya di Pekanbaru Selasa (3/10/2017).
Kondisi ini menurut dia karena banyak masyarakat Indonesia belum mengetahui keunggulan produk gypsum dan kegunaannya selama ini diketahui hanya untuk plafond, padahal gypsum juga dapat diaplikasikan untuk dinding (drywall).
Keunggulan gypsum untuk dinding kata Hans, sapaan akrabnya, yaitu dapat menghemat waktu konstruksi atau pengerjaan dinding menjadi lebih cepat 25%-30% dibandingkan pengerjaan dengan penggunaan bata merah atau bata ringan.
Selain itu, gypsum merk Gyproc yang diproduksi pihaknya, memiliki berbagai jenis dan tipe sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dalam membangun propertinya.
“Misal untuk membangun ruangan XRay di rumah sakit yang mengharuskan dilapisi sekian kali, bisa menggunakan Gyproc XRoc, lalu untuk ruangan tahan api dapat menggunakan Gyproc Fireline, dan untuk ruangan hemat AC dapat menggunakan produk Gyproc Thermaline,” katanya.
Adapun saat ini konsumsi gypsum Gyproc di Indonesia masih didominasi penggunaan untuk plafond mencapai 95%, untuk partisi mencapai 5% dan penggunaan untuk dinding atau drywall tidak sampai 1%.