Bisnis.com, MEDAN – Kementerian Perhubungan menargetkan pembangunan jalur proyek kereta api yang menghubungkan Aceh, Sumatra Utara dan Riau atau Trans Sumatra Railways, dengan kucuran anggaran mencapai sekitar Rp5 triliun, dapat rampung pada 2019.
Hingga kini, Kementerian Perhubungan terus memacu pembangunan rel kereta api (KA) di tiga provinsi di Pulau Sumatra tersebut dengan kucuran dana sebesar Rp2,5 triliun pada 2017 ini.
Direktur Keselamatan Perkeretaapian Ditjen Perkeretaapian Kemhub Edi Nursalam mengatakan karena keterbatasan anggaran pemerintah maka target pembangunan Trans Sumatra Railways diprioritaskan pada terhubungnya tiga provinsi yakni Aceh, Sumatra Utara (Sumut) dan Riau pada 2019.
“Ini akan membawa dampak besar pada perekonomian di tiga wilayah itu. Anggaran sekitar Rp 5 triliun, tahun ini sekitar Rp2,5 triliun,” kata Edi, usai kegiatan kick off meeting dan bimbingan teknis Prasarana Perkeretaapian bagi para mitra kerja yang digelar oleh Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatra Bagian Utara (Sumbagut), Rabu (27/9/2017).
Sementara itu, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumbagut, Amanah Gappa, menambahkan, hingga posisi 26 September 2017, realisasi serapan proyek pembangunan rel KA di tiga provinsi ini mencapai sekitar 50% dari total anggaran 2017 sekitar Rp 2,5 triliun.
“Secara nasional capaian serapan masih 50%, perlu dilakukan percepatan karena kami hanya punya waktu tiga bulan ke depan. Mudah-mudahan bulan depan sudah ada kenaikan yang signifikan di angka hingga 70%,” ujarnya.
Anggaran Rp2,5 triliun tersebut, jelas Amanah Gappa, mencakup proyek pengerjaan fisik/konstruksi maupun biaya pengadaan lahan. Adapun untuk kebutuhan anggaran tahun depan, dia memperkirakan dibutuhkan alokasi dana Rp1,5 triliun untuk melanjutkan konstruksi proyek secara multiyears tersebut.
Lebih lanjut, Edi menegaskan pembangunan rel KA Trans Sumatra yang dilakukan saat ini yakni pengerjaan jalur di kawasan Rantau Prapat menuju Kota Pinang hingga ke perbatasan Riau sepanjang 48 kilometer (km).
Jalur KA ini selanjutnya akan terhubung ke Duri, Riau hingga menuju ke Pelabuhan Dumai. Untuk wilayah Aceh saat ini dilakukan pengerjaan pembangunan rel KA Binjai – Besitang, Langkat dengan panjang sekitar 80 km.
Edi menuturkan wilayah Sumut mendapat kucuran anggaran pembangunan proyek KA yang cukup besar dengan target-target pekerjaan antara lain pembangunan rel KA menuju Kuala Tanjung, jalur KA melayang (elevated track) Medan-Bandar Khalifah, pengembangan stasiun Medan menjadi elevated track dengan enam jalur.
“Jalur KA ini untuk angkutan penumpang dan barang. Kontraktor sudah siap semua. Hambatan pembebasan lahan ada juga, tetapi sebagian sudah kami selesaikan seperti di Kuala Tanjung tinggal sedikit lagi [penyelesaiannya],” ujar Edi.
Di lain sisi, Edi menekankan pentingnya para kontraktor dan tenaga kerja di bidang perkeretaapian untuk memperhatikan aspek keselamatan, baik keselamatan operasional kereta api maupun keselamatan tenaga kerja itu sendiri.
Dia juga mengharapkan keterlibatan pihak swasta untuk berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur KA di wilayah Sumatra. Ini mengingat, sesuai rencana induk perkeretaapian nasional, sekitar 70% anggaran pembangunan proyek rel KA berasal dari swasta, adapun dari APBN sekitar 30%.
“Seperti proyek LRT perkotaan di Medan, studi sudah ada, tinggal lelang untuk swasta mengambilnya,” pungkas Edi.