Bisnis.com, PADANG—Produksi jagung dari Provinsi Sumatera Barat periode Januari-Agustus 2017 tercatat 594.329 ton dengan areal tanam seluas 85.538 hektare.
"Kami memperkirakan produksi 2017 akan mengalami kenaikan dibandingkan tahun lalu karena luas areal tanam bertambah," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Sumatera Barat, Candra di Padang, Rabu (27/9/2017).
Daerah yang menjadi sentra produksi komoditas palawija tersebut berada Pasaman Barat dengan produksi sebanyak 227.444 ton, Pesisir Selatan 73.328 ton, dan Kabupaten Agam 72.655 ton.
Dijelaskan, produksi jagung yang diusahakan masyarakat Sumatera Barat itu hingga saat ini masih sebatas kebutuhan lokal, terutama untuk pakan ternak dengan tingkat kebutuhannya mencapai 560 ribu ton per tahun.
"Dengan jumlah produksi itu untuk sementara cukup bagi kebutuhan lokal," kata dia.
Kemudian ia menyinggung terkait kendala yakni penguasaan jagung di Sumbar oleh pihak pedagang pengumpul, sehingga petani ketika panen langsung menjual karena telah terikat kontrak.
"Artinya jika pasokan jagung ke industri pengolah pakan terganggu, maka harga pakan tersebut menjadi tinggi, itu yang sering menjadi masalah," katanya.
Untuk mengatasi hal itu, pihaknya mengajak petani untuk membuat sistem kontrak. "Kami akan membuat kontrak dimana 25 persen dari hasil produksi, kita yang kendalikan dan beli berdasarkan luas tanam yang dibantu," ujarnya.
Selain itu, ia juga mengupayakan menghidupkan lahan tidak produktif untuk ditanami jagung. Jika lahan itu tidak layak ditanami padi maka pihaknya akan mengarahkan petani untuk menanam jagung.
"Di Kabupaten Sijunjung banyak lahan terlantar sebelum hujan untuk menanam padi, ketika masa itulah kami mengarahkan petani untuk menanam jagung," kata dia.
Sementara untuk produksi pada 2016 ia menyebutkan realisasi produksi mencapai 711.532 ton dengan luas panen 101.615 hektare.