Bisnis.com, MEDAN - Telkomsel menggelar Roadshow Showcase The NextDev Academy secara marathon ke lima kota besar sampai Oktober 2017 yang dimulai dari Medan, Sabtu dan Minggu, 2-3 September 2017.
The NextDev Academy merupakan fasilitas yang diberikan oleh Telkomsel kepada para developer yang menjadi jawara dalam lomba pembuatan aplikasi online, The NextDev Competition di 2015 dan 2016.
Fasilitas ini mengasah dan mempertajam kualitas aplikasi yang diciptakan dengan memberikan pelatihan yang tepat dan bermanfaat sehingga dapat dikembangkan lebih efektif.
Secara teknis, fasilitas ini diberikan untuk meningkatkan skalabilitas social technopreneurs melalui pengembangan dan peningkatan kemampuan pada aspek research and customer development, design sprint, branding, product development serta business model and bootstrapping.
Aplikasi Kredibel merupakan satu dari 10 startup yang berhasil masuk dalam The NextDev Academy. Aplikasi ini dibangun oleh seorang remaja bernama Muhammad Ihsan dibantu oleh sejumlah rekannya yang lain.
M Ihsan yang masih duduk di bangku SMA mengaku, ide untuk membuat aplikasi yang saat ini digunakan hingga 5.000 user per hari tersebut sebenarnya muncul dari kondisi buruk yang dialaminya.
"Saya sering ketipu saat belanja online. Saya sering belanja di sosial media dan sering banget ketipu," ujar dia saat ditemui di sela Showcase The NextDev Academy Telkomsel di Sun Plaza, Medan, Minggu (3/9/2017).
Karena itu, muncul ide darinya untuk membangun sebuah aplikasi yang dapat mendeteksi atau melakukan verifikasi keaslian rekening bank.
"Aplikasi ini bisa melakukan pengecekan nomor rekening. Kalau kita mau tahu apakah penjual atau pembelinya terpercaya atau enggak, kita bisa bisa cek di sini."
Aplikasi yang dibangunnya akan memberitahu apakah nomor rekening yang dimasukkan asli atau palsu. Bahkan aplikasi ini juga dapat melayani komunikasi chat secara interaktif antara pengguna dengan sistem aplikasi untuk meminta verifikasi tersebut.
"Kami menyelesaikan masalah bagi mereka yang sering tertipu saat berbelanja online. Kami fokus ke penipuan online."
Lebih jauh dia menuturkan, persoalan terbesar yang dia hadapi saat membanguan aplikasi Kredibel adalah kesempatan waktu.
"Kalau saya masalahnya ada di waktu, saya sering sulit membagi waktu untuk belajar, persiapan SBMPTN dan macam-macam."
Menurutnya, membagi waktu yang tepat merupakan problem yang paling banyak dialami para developer yang mengikuti ajang tersebut. Namun ada juga yang memiliki masalah lain, seperti masalah sumber daya manusia atau tidak mempunyai developer yang memadai.
Dia sendiri mengaku tidak merasa besar kepala saat terpilih menjadi jawara dalam kontes ini, malah khawatir karena menjadi peserta termuda di ajang itu.
"Setelah masuk 20 besar nasional saya malah takut, bukan senang karena masih 17 tahun dan kawan-kawan saya juga masih 17 tahun."
Kekhawatiran itu juga muncul karena dia belum menjalani pendidikan formal di bidang teknologi informasi, melainkan hanya belajar secara otodidak. Bahkan, pengetahuan tentang dunia digital baru diketahuinya beberapa tahun lalu.
"Saya belajar komputer sendiri, belajar dari internet, nanya-nanya teman."