Bisnis.com, JAKARTA – Coca-Cola Amatil Indonesia menambah kapasitas produksi sebanyak 150 juta botol per tahun di pabrik Medan. Pembangunan lini produksi tersebut menelan nilai investasi US$20 juta guna memenuhi permintaan minuman ringan di Pulau Sumatra.
Gigy Philip, Direktur Supply Chain Coca-Cola Amatil Indonesia, menyampaikan bahwa perusahaannya telah melakukan ekspansi bisnis di Medan untuk membangun lima produksi di pabriknya. Pabrik memiliki kemampuan produksi 150 juta botol per tahun dan menempati lahan seluas 5 hektare.
Dengan jumlah kapasitas produksi tersebut, produsen minuman ringan ini yakin dapat mendistribusikan produknya ke seluruh wilayah Sumatra seperti Aceh, Kepulauan Riau, Provinsi Riau, Sumatera Barat, dan Jambi.
Pabrik di Medan menyerap tenaga kerja sekitar 160 orang, sebanyak 46 karyawan telah menerima sertifikasi dari Coca-Cola Amatil Indonesia untuk program Supply Chain Technical Academy. “Kami telah memiliki delapan akademi pelatihan di tujuh departemen dengan total pelaksanaan 35 ribu pelatihan harian di setiap tahunnya,” ujar Philip dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Rabu (30/8/2017).
Sebelumnyua, Coca-Cola Amatil Indonesia telah meresmikan pengoperasian fasilitas produksi dan pusat distribusi perusahaan di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur pada Maret 2017. Nilai investasiuntuk pabrik di Pandaan itu mencapai USD42 juta.
“Upaya ini merupakan salah satu tahapan dari komitmen investasi kami yang diharapkan menjadipemacu bagi pengembangan industri makanan dan minuman nasional,” katanya.
Menurutnya, Coca-Cola berkomitmen untuk meningkatkan investasi hingga US$300 juta dalam tiga tahun ke depan (2020). “Sebagai perusahaan PMA, kami telah berinvestasi di Indonesia mencapai USD445 juta pada tahun 2012-2017 dengan jumlah karyawan sebanyak 11 ribu orang,” ujarnya.
Sesuai catatan, Coca-Cola Amatil Indonesia mulai beroperasi pada 1992, dan kini perusahaan telah memiliki 39 lini produksi di 8 pabrik dengan mempekerjakan sebanyak 10.000 karyawan untuk melayani lebih dari 500.000 pelanggan ritel di wilayah perkotaan maupun pedesaan, 120.000 di antaranya tersebar di wilayah Sumatra.