Bisnis.com, MEDAN - Kereta Api Indonesia (Persero) Divre I Sumatra Utara berupaya meningkatkan penetrasi bisnis angkutan barang dengan menggarap potensi pengangkutan komoditas-komoditas unggulan di wilayah tersebut seperti tembakau dan karet.
Vice President PT. Kereta Api Indonesia (KAI) Divre I Sumatra Utara (Sumut), Aslikan, mengatakan sampai akhir tahun ini pihaknya akan memfokuskan lini usaha angkutan barang, seiring masa panen komoditas minyak sawit (crude palm oil/CPO) pada bulan-bulan terakhir ini.
“Saat ini kami mencari [potensi] angkutan barang, selain memang saat ini masa panen CPO [Juli-September], seperti memaksimalkan potensi angkutan tembakau dari Siantar dan pekan depan kami akan ke Goodyear untuk tawarkan angkutan karet,” kata Aslikan kepada Bisnis, usai menyerahkan bantuan kepada para pengungsi yang terkena musibah erupsi Gunung Sinabung di Desa Tiga Pancur Kabupaten Karo, akhir pekan lalu.
Aslikan berharap porsi kontribusi usaha angkutan barang terhadap total pendapatan KAI di wilayah Sumut ini ke depannya dapat terus ditingkatkan. Saat ini, angkutan barang berkontribusi sekitar 40% terhadap total pendapatan usaha perseroan, masih lebih rendah dibandingkan dengan angkutan penumpang yang berkisar 60%.
“Secara total komposisi pendapatan kami, masih tetap besar dari angkutan penumpang yakni 60% dan angkutan barang 40%. Ke depan akan dibalik porsinya, tetapi saya perkirakan itu baru tercapai 2 tahun lagi setelah pembangunan beberapa jalur infrastruktur rel kereta api di Sumut ini rampung,” papar Aslikan.
Menurut Aslikan, pihaknya saat ini menunggu penyelesaian pembangunan jalur kereta api dari Bandar Tinggi menuju Kuala Tanjung. Dia meyakini, apabila jalur ini tersambung secara menyeluruh dan beroperasi maka usaha angkutan barang kereta api akan meningkat.
“Kami menunggu Kuala Tanjung. Mulai dari lokomotif hingga sarananya sudah siap. Pihak Balai Teknik Perkeretapian menjanjikan akhir tahun ini, bersamaan dengan penyelesaian pembangunan jalur ganda (double track) Kualanamu,” tukas Aslikan.
Sebelumnya, Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumut, Amanah Gappa mengatakan pembangunan jalur kereta api Bandar Tinggi-Kuala Tanjung merupakan salah satu proyek strategis nasional bagian dari Trans Sumatra yang saat ini tengah dikerjakan, selain jalur Rantau Prapat-Kota Pinang.
“Ini pembiayaan skema multiyears. Untuk Bandar Tinggi-Kuala Tanjung 2 tahun (2017-2018), diharapkan 2019 sudah bisa beroperasi. Kalau Rantau Parapat-Kota Pinang 3 tahun (2017-2019), kemungkinan pembangunan selesai 2019,” kata Gappa.
Lebih lanjut, Aslikan mengungkapkan kinerja pendapatan Divre I Sumut hingga awal Agustus 2017 sudah mencapai 70% dari target tahun ini sebesar Rp237 miliar. Untuk pendapatan usaha angkutan barang sebesar 102% dari target sedangkan angkutan penumpang sekitar 104%.