Bisnis.com, MEDAN - General Manager PT Pertamina (Persero) MOR 1 Erry Widiastono mengungkapkan pihaknya telah menjalankan program pemberlakuan satu harga Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).
Adapun wilayah yang pertama kali menjalankan program tersebut adalah Pulau Telo di Kabupaten Nias Selatan.
"Sebelum pemberlakuan program, masyarakat Pulau Telo harus membeli BBM dengan harga yang lebih mahal yang umumnya di atas Rp10.000 per liter," ungkapnya di sela-sela mengikuti kunjungan Kepala BPH Migas dan Ketua Komisi VII di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, Medan, Kamis (10/8/2017).
Namun, lanjut dia, saat ini masyarakat di daerah tersebut bisa membeli BBM dengan harga Rp6.450 per liter untuk Premium dan Rp5.150 per liter untuk Solar.
Dia menjelaskan, tantangan terbesar Pertamina MOR 1 dalam menyalurkan BBM ke Pulau Telo adalah daerah jangkauan harus ditempuh melalui jalur darat dan laut yang memakan waktu cukup lama.
Dari Terminal BBM di Kota Gunung Sitoli, BBM diangkut melalui mobil tanki selama tiga jam melalui jalur darat ke Teluk Dalam, Nias Selatan.
Setelah itu, BBM diangkut dengan kapal selama 7-8 jam melalui jalur laut menuju Pulau Telo di Kecamatan Pulau-pula Batu, Nias Selatan.
Menurutnya, proses pemetaan hingga terealisasinya BBM Satu Harga di suatu wilayah memerlukan waktu.
Hal itu karena setelah lokasi ditetapkan, Pertamina juga harus melakukan survei transportasi BBM.
Kemudian proaktif menggandeng investor lokal, membangun infrastruktur hingga akhirnya APMS (Agen Premium Minyak dan Solar) di wilayah yang menjadi sasaran BBM Satu Harga, bisa beroperasi.