Bisnis.com, MANDAILING NATAL - Presiden RI Joko Widodo meyakini bahwa antara Nusantara dengan kawasan-kawasan Timur Tengah sudah memiliki hubungan sejak abad ke-6.
Menurut siaran pers Humas Pemprov Sumut, Sabtu (25/3/2017), Hal itu diungkapkannya saat mengunjungi Makam Mahligai di Desa Daka, Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara pada Jumat (24/3).
Menurut Jokowi, makam para syekh dan habib pembawa agama Islam itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kedekatan hubungan sejarah dengan Timur Tengah.
"Ini menunjukkan bahwa hubungan antara Timur Tengah dengan Indonesia sudah ada sejak abad ke-6. Jadi kalau di Masehi itu 661 Masehi, 48 Hijriah. Jadi artinya memang ratusan tahun yang lalu hubungan itu telah ada," ujarnya.
Hubungan yang terjalin dengan Timur Tengah salah satunya adalah perdagangan mengingat wilayah Barus merupakan penghasil kapur barus dan rempah-rempah yang terkenal hingga ke kawasan Eropa.
"Hubungan yang sifatnya dagang mencari di sini kapur barus, merica, kemiri, kemenyan, semuanya ada dari Barus dan sekitarnya."
Oleh sebab itu, kata Presiden, tak heran jika hubungan Indonesia dengan Timur Tengah berjalan dengan baik sejak sebelum kemerdekaan.
Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi menambahkan, tidak hanya Makam Mahligai, Tapteng juga memiliki lokasi wisata religi lain.
Yakni komplek Makam Kuno Papan Tinggi di Desa Pananggahan, Kecamatan Barus Utara, berjarak sekitar 3 km dari Makam Mahligai.
Makam Papan Tinggi juga berada di puncak bukit di ketinggian sekitar 200 mdpl. Untuk sampai ke komplek perkuburan, pengunjung harus menapaki 710 anak tangga atau setinggi 145 meter.
Ada juga Makam Tuan Syekh Maqdum yang berada di Desa Bukit Patumpangan, Makam Tuan Syekh Ambar di Desa Panangahan dan Makam Tuan Syekh Ibarim Syah atau Syekh Batu Badan di Simpang Tiga, Desa Patumpangan.
Tuan Ibrahim Syah merupakan raja pertama di Barus yang mangkat pada 825 Hijriah.
