Bisnis.com, PEKANBARU — Emas dinilai tetap menjadi pilihan investasi yang menarik bagi masyarakat, termasuk bagi generasi muda atau Gen Z.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bagian Pemasaran dan Penjualan PT Pegadaian Kanwil II Pekanbaru Rosnandar Abriyanto saat sesi talkshow dalam Writing Class yang digelar Bisnis Indonesia.
Menurut Rosnandar, emas adalah instrumen investasi yang likuid dan mudah diterima oleh siapa saja. Dia pun menggambarkan bagaimana emas mampu mempertahankan, bahkan meningkatkan nilainya dari waktu ke waktu.
“Dulu tahun 1997, harga emas hanya sekitar Rp25.000 per gram. Saat itu harga sepeda motor bebek sekitar Rp5 juta. Kalau dikonversikan, saat itu kita bisa membeli 200 gram emas,” jelas Rosnandar saat sesi talkshow Writing Class Bisnis Indonesia, dikutip pada Sabtu (21/7/2025).
Kini di tahun 2025, harga emas telah mencapai Rp1,9 juta per gram, sementara harga sepeda motor berkisar Rp20 jutaan.
“Artinya, kalau kita simpan 200 gram emas sejak tahun 1997, hari ini nilainya bisa membeli hingga 19 unit motor. Kenaikan nilai emas jauh lebih tinggi dibanding kenaikan harga kendaraan,” paparnya.
Baca Juga
Rosnandar juga menekankan keunggulan emas sebagai aset yang diakui secara global. Dia menyebut Emas batangan Antam, misalnya sudah bersertifikat LBMA alias London Bullion Market Association, sehingga kualitas dan kadar emas diakui di seluruh dunia.
Sedangkan produk emas seperti Galeri 24, UBS, atau Lotus Archi telah bersertifikat SNI (Standar Nasional Indonesia), yang memastikan standar produk emas di dalam negeri.
Selain nilai yang terus naik, emas juga mudah dijadikan jaminan atau dipindahtangankan dalam kebutuhan likuiditas. “Kalau kita punya 10 gram emas, misalnya, dan butuh dana Rp2 juta, kita bisa menitipkan emas tersebut sementara tanpa kehilangan asetnya, karena emas diterima di mana-mana,” ungkap Rosnandar.
Meski saat ini marak berbagai pilihan investasi digital seperti saham atau kripto, dia meyakini emas tetap memiliki keunggulan tersendiri. “Bahkan di kampung-kampung, masyarakat sudah akrab dengan emas sebagai investasi. Generasi muda atau Gen Z pun mulai melirik emas karena mudah diakses,” kata Rosnandar.
Pegadaian sendiri telah menghadirkan beragam produk unggulan yang mempermudah masyarakat untuk mulai berinvestasi emas, antara lain produk Cicil Emas, Arisan Emas, dan Tabungan Emas, yang memungkinkan pembelian emas dengan nominal kecil.
“Sekarang beli emas lewat Tabungan Emas bisa mulai dari Rp10 ribu. Kami selalu sampaikan, investasi emas itu dilakukan sedikit demi sedikit, rutin,” ujarnya.
Salah satu peserta Writing Class Bisnis Indonesia, Talita, yang juga mahasiswa Universitas Riau mengaku mendapat banyak manfaat dari pelatihan tersebut.
“Kegiatannya membuka wawasan saya tentang cara menulis berita yang menarik dengan memperhatikan SEO Google Trend, berbasis data, dan sesuai fakta. Saya juga jadi paham bahwa emas adalah investasi yang tahan terhadap krisis dan cocok untuk menyiapkan masa depan,” ujarnya.
Talita juga mengaku semakin tertarik untuk mulai berinvestasi emas lewat produk Tabungan Emas Pegadaian. “Cukup buka rekening Rp50 ribu, lalu top-up saldo emasnya bisa mulai dari Rp10 ribu saja. Ini cocok banget untuk anak muda seperti kami,” tuturnya.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta Writing Class Bisnis Indonesia mendapatkan Tabungan Emas dari Pegadaian sebagai bentuk dorongan untuk mulai berinvestasi sejak dini. Harapannya, investasi emas bisa menjadi bagian dari perencanaan keuangan yang lebih baik bagi generasi Z di Pekanbaru.