Bisnis.com, PALEMBANG — Sebagai salah satu produsen kopi terbesar di Tanah Air, Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) masih menghadapi tantangan dalam membangun reputasi di pasar kopi.
Salah satu penyebabnya adalah karena selama ini penjualan kopi lebih banyak dilakukan melalui daerah lain, sehingga pamor Sumsel kurang dikenal secara langsung oleh masyarakat.
Kabid Pemberdayaan UKM Dinas Koperasi Dan UKM Sumsel Ambar Sehatiningsih mengatakan upaya dalam mengangkat kopi Sumsel salah satunya ditempuh melalui pembentukan Komunitas Kopi Sriwijaya.
Menurutnya, komunitas tersebut menjadi wadah bagi 18 merek kopi lokal yang berasal dari daerah penghasil di Sumsel seperti Pagar Alam, Lahat, Ogan Komering Ulu Selatan, Empat Lawang, dan Muara Enim.
“Kesedihan kita itu kalau kopi Sumsel belum dikenal di Indonesia, apalagi dunia. Jadi kita kolaborasi dengan berbagai pihak untuk membentuk wadah namanya Kopi Sriwijaya,” ujar Ambar, dikutip Selasa (20/5/2025).
Dia juga mengungkapkan bahwa upaya branding kopi Sumsel melalui Komunitas Kopi Sriwijaya ini melibatkan berbagai pihak, sehingga semuanya dilakukan dari mulai hulu hingga hilir.
Baca Juga
“Kita gandeng mulai dari pengusaha, akademisi dan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, inisiator sekaligus Ketua Komunitas Kopi Sriwijaya Ella Rosita mengatakan bahwa komunitas ini hadir pada 2023.
Sejak saat itu, kata dia, komunitas mulai aktif mengenalkan kopi Sumsel ke berbagai wilayah seperti Yogyakarta, Batam, Solo dan Lampung.
Ella menuturkan bahwa tahun ini pihaknya juga menargetkan perluasan pasar kopi Sumsel hingga ke Eropa.
Salah satu upayanya yaitu dengan mengikutsertakan kopi-kopi asal Sumsel pada gelaran Festival Botanika di Belanda, bulan Agustus mendatang.
“Kita kemarin sudah coba komunikasi dengan salah satu WNI yang tinggal di Belanda. Jadi nanti dia mau memperkenalkan Kopi Sriwijaya di Belanda,” tutupnya.