Bisnis.com, MEDAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara mencatat emas menjadi penyumbang dominan inflasi tahunan di Sumut pada April 2025.
Diketahui, Sumut mencatatkan inflasi tahunan sebesar 2,09% (year-on-year/ yoy). Sekitar 0,46% disumbang oleh komoditas emas perhiasan.
“Inflasi yang disumbang emas perhiasan berandil tertinggi, mencapai 0,46%,” kata Asim Saputra Kepala BPS Sumut saat menyampaikan rilis Berita Resmi Statistik, Jumat (2/5).
Lonjakan harga emas secara signifikan dalam setahun belakangan memicu tingginya inflasi komoditas ini.
Berdasarkan BPS, emas termasuk dalam kategori Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya. Jika dibandingkan dengan April 2024, kategori ini tercatat mengalami inflasi tertinggi dibanding 10 (sepuluh) kelompok pengeluaran lain yakni mencapai 9,93% (yoy) pada April 2025.
Adapun penyumbang inflasi tahunan lainnya di bulan April selain emas yakni komoditas cabai merah sebesar 0,34%; sigaret kretek mesin 0,18%; serta minyak goreng dan ikan dencis yang masing-masing menyumbang inflasi 0,17%.
Baca Juga
Lebih jauh Asim mengatakan, sejumlah komoditas pangan juga tercatat mengalami penurunan harga dalam setahun terakhir dan menyumbang angka deflasi pada April, bertepatan dengan momen Idulfitri.
Komoditas tersebut yakni daging ayam ras dan tomat yang masing-masing berandil -0,16%; angkutan udara -0,08%; cabai rawit -0,07%; dan telur ayam ras -0,04%.
Disampaikan Asim, inflasi tahunan Sumut pada April 2025 terbilang lebih tinggi dibanding nasional yang berada di kisaran 1,95% (yoy).
“Tingkat inflasi tahunan pada April 2025 (2,09%) lebih tinggi dibandingkan pada bulan sebelumnya (0,69%),” tambahnya.
Sedangkan secara bulanan, Sumut mencatatkan angka inflasi 1,35% (month-to-month/ mtm); dan sebesar 1,46% (year-to-date/ ytd) bila membandingkan posisi April 2025 terhadap Desember 2024.
Diskon yang telah berakhir sejak Februari lalu membuat tarif listrik kembali menyumbang inflasi bulan ini.
“Ini inflasi berturut-turut selama dua bulan terakhir. Pada Maret kemarin inflasi kita sebesar 0,68% dan saat ini 1,35% (mtm),” ujarnya.