Bisnis.com, BATAM - Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kembali mengekspor sebanyak 540 ton kakao olahan yang dikirim ke Prancis, Kanada dan Amerika Serikat, Selasa (18/3/2025).
Ekspor ini difasilitasi oleh Badan Karantina Kepri dan melewati Pelabuhan Batu Ampar. "Kakao merupakan bahan baku coklat. Ekspornya kali ini senilai kurang lebih Rp 111 miliar," kata Kepala Badan Karantina Kepri Herwintarti melalui siaran pers resmi.
Herwintarti menjelaskan Kepri memiliki sejumlah pabrik pengolahan kakao, dimana biji kakao didatangkan dari Ekuador dan Pantai Gading.
"Kalau dari dalam negeri biasanya datang dari Padang, Palu, Medan, Surabaya serta Bandar Lampung," ucapnya.
Pabrik pengolahan kakao paling banyak berada di Batam, khususnya di kawasan industri yang berada di wilayah Batam Centre, contohnya PT Asia Cocoa Indonesia (ACI) di Kawasan Industri Tunas Batam.
"Jadi setiap eksportasi harus dipastikan selain dokumen sesuai, juga komoditas bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK), jangan sampai ditolak saat sampai di negara tujuan," katanya lagi.
Baca Juga
Menurut Herwintarti, pengguna jasa bisa melakukan permohonan tindakan karantina secara daring darimanapun dan kapanpun.
Kemudian setelah dicek kelengkapan dokumennya, petugas karantina secara aktif dapat melakukan pemeriksaan fisik di tempat pemilik untuk memastikan bahwa komoditas bebas dari OPTK, sehingga bisa mempercepat proses logistik di pelabuhan.
Selain itu, menurutnya layanan karantina juga sudah terintegrasi dengan sistem di kementerian terkait lainnya seperti melalui SSMQC dan CQIP.
"Persyaratan ekspor, terutama persyaratan pitosanitari tentu mengikuti persyaratan negara tujuan, tujuannya agar produk dapat diterima negara pengimpor, nah karantina memastikan itu," pungkasnya.