Bisnis.com, BATAM - Pasokan cabai yang macet menjadi penyebab inflasi di Batam pada Januari 2025.
Sekretaris Daerah (Sekda) Batam Jefridin mengatakan pasokan yang terkendala dari Sumatra disebabkan cuaca buruk.
"Banyak faktor yang mempengaruhi kenaikan harga ini, salah satunya adalah gangguan pasokan akibat libur panjang. Rantai pasokan mulai dari petani, pedagang, hingga ekspedisi banyak yang tidak beroperasi selama periode tersebut," katanya, Rabu (5/2/2025).
Ia menambahkan bahwa pasokan cabai dari Aceh yang biasanya dikirim melalui kapal Dumai sempat terhenti selama libur panjang. Hal serupa juga terjadi pada pasokan cabai dari Jawa dan Lombok yang terganggu akibat hujan deras berkepanjangan.
Selain cabai, inflasi Batam juga dipengaruhi oleh beberapa komoditas utama, seperti cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, sewa rumah, emas perhiasan, mi, cabai hijau, nasi dengan lauk, telur ayam ras, serta ikan layang/ikan benggol.
Menanggapi kondisi tersebut, Pemerintah Kota (Pemko) Batam telah mengambil sejumlah langkah konkret untuk mengendalikan inflasi. Diantaranya melakukan operasi pasar murah, sidak harga pasar, berkoordinasi dengan daerah penghasul, memberikan subsidi BBM untuk transportasi anak sekolah, dan melaksanakan rapat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam.
Baca Juga
"Kemarin juga sudah dilakukan sidak ke pasar dan distributor untuk memastikan tidak ada penahanan stok barang. Dinas terkait juga terus melakukan pemantauan harga dan ketersediaan stok, serta mencanangkan gerakan menanam guna memperkuat ketahanan pangan daerah," ungkapnya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Batam Eko Aprianto mengatakan Batam mengalami inflasi year on year (yoy) sebesar 2,54% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,65. Sedangkan secara month to month (m-to-m), inflasi Batam di Januari sebesar 0,87%.
"Inflasi terjadi karena adanya keniaukan harga delapan indeks kelompok pengeluaran," katanya.
Adapun kelompok pengeluaran yang naik, yakni kelompok makanan minuman dan tembakau naik 3,65%, kelompok pakaian dan alas kaki naik 3,30%, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 3,37%, kelompok kesehatan naik 0,80%, kelompok transportasi naik 1,03%, kelompok rekreasi olahraga dan budaya naik 2,43%, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 8,89%.
"Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yakni kelompok perlengkapan peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun 0,68%, kelompok informasi komuikasi dan jasa keuangan turun sebesar 0,07%, dan kelompok pendidikan turun sebesar 1,45%," pungkasnya.(K65)