Bisnis.com, MEDAN – Harga pangan di Medan terpantau dalam tren penurunan pada sepekan jelang momen libur panjang Isra Mikraj dan Hari Raya Imlek 2024, terkecuali pada komoditas cabai.
Dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) komoditas cabai merah keriting yang sempat ditransaksikan tinggi pada pertengahan minggu lalu dalam rentang Rp50.000 hingga Rp58.000 per kilogram (kg), mulai melunak menjadi rata-rata Rp54.300 per kg pada Jumat (17/1/2025).
Namun hari ini, Senin (20/1), cabai merah keriting terpantau kembali naik menjadi Rp55.600 per kg. Sedangkan cabai rawit yang Jumat lalu berada di kisaran harga Rp56.800 per kg, hari ini naik menjadi Rp63.200 per kg.
Sementara, sebagian besar komoditas pangan strategis terpantau stabil, bahkan cenderung turun. Mengacu pada PIHPS, daging ayam ras segar saat ini ditransaksikan di level R32.800 per kg, terus turun dari rata-rata mencapai Rp36.000 per kg di awal minggu lalu.
Penurunan tipis juga terjadi pada komoditas bawang merah dan telur ayam ras. Saat ini, harga bawang merah di tingkat pedagang di pasar tradisional Medan Rp35.500 per kg dari awal minggu yang tercatat Rp36.600. Sedangkan telur ayam ras, penurunannya amat tipis, yakni menjadi berkisar Rp29.100 per kg dari sebelumnya rata-rata Rp29.350 per kg.
Adapun sejumlah kebutuhan pokok di Medan yang relatif tidak mengalami perubahan harga pada awal pekan ini diantaranya ialah komoditas bawang putih, beras, minyak goreng, serta gula pasir lokal.
Baca Juga
Rata-rata harga gula pasir lokal di Medan menurut PHIPS terpantau bertahan di kisaran harga Rp17.700 per kg, tak jauh berbeda dengan harga di sepanjang pekan kemarin. Demikian pula dengan bawang putih yang tetap dijual pedagang dengan harga rata-rata Rp42.600 per kg; serta minyak goreng yang dijual dengan harga rata-rata Rp19.000 per kg (curah) dan Rp20.800 per liter (kemasan).
Sedangkan harga beras yang sempat diprediksi akan bergerak naik seiring ketentuan baru soal harga pembelian pemerintah (HPP) atas gabah, juga terpantau relatif stabil. Beras kualitas medium I saat ini masih ditransaksikan rata-rata Rp14.450 per kg. Sementara untuk beras kualitas super I rata-rata saat ini berkisar Rp15.750 per kg.
Penyebab Harga Cabai Bertahan Mahal
Pengamat ekonomi Sumatra Utara Gunawan Benjamin menengarai sejumlah faktor yang menyebabkan harga rata-rata cabai di Sumut yang terbilang masih tinggi.
Di Medan, misalnya, jelang awal tahun 2025 cabai merah keriting masih dijual pedagang dengan harga rata-rata di bawah Rp40.000 per kg. Dari pantauan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga komoditas cabai terus bergerak hingga hari ini, Senin (20/1/2025) tercatat di level Rp55.600 per kg, meski pada perdagangan hari Jumat (171/1/2025) kemarin sempat turun ke level RP54.300 per kg.
Gunawan mengatakan kenaikan itu bersifat merata di seluruh kabupaten/ kota di Sumut. “Kenaikan harga cabai dipicu oleh sejumlah faktor seperti curah hujan tinggi serta selisih harga antara harga cabai di Sumut dengan wilayah lain,” kata Gunawan, Senin (20/1/2025).
Tingginya curah hujan telah mengganggu proses pemanenan hingga distribusi komoditas ini. Gunawan mengatakan, banyak petani yang menunda panen karena hujan.
Selain itu, hujan juga memicu terjadinya penyusutan komoditas, di mana banyak pedagang pengecer mensortir cabainya dan membuang 10-15% dari cabai yang busuk akibat cuaca.
Kenaikan harga cabai di Sumut juga dipicu oleh adanya selisih harga yang terpaut lebih mahal di luar Sumut. Dikatakan Gunawan, rata-rata harga cabai di Sumatra Barat dan Riau berada di atas Rp60.000 per kg, bahkan ada sejumlah pedagang yang menjual cabai hingga Rp70.000 per kg.
“Harga yang lebih mahal memicu terjadinya distribusi cabai keluar dari Sumut ke wilayah lain,” ujarnya. (K68)