Bisnis.com, BATAM - Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya menjadi pendorong utama peningkatan inflasi Oktober 2024 di Kepulauan Riau (Kepri).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri, andil dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,09% (mtm). Kenaikannya sejalan dengan peningkatan harga emas secara global.
"Selanjutnya pendorong inflasi yakni kelompok transportasi dengan andil sebesar 0,05% (mtm), terutama didorong oleh kenaikan tarif angkatan laut dan tarif ojek online," kata Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri Suryono, Kamis (2/11/2024).
Sektor lainnya yang menyumbang inflasi yakni kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil 0,03%. "Kelompok ini terutama disebabkan oleh meningkatnya biaya sewa rumah," ujarnya.
Secara keseluruhan, Kepri di Oktober 2024 mencatatkan inflasi sebesar 0,06%. Secara spasial, baik di Batam, Tanjungpinang, dan Karimun mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,08% (mtm), 0,03% (mtm) dan 0,01% (mtm). Dengan demikian, secara tahunan Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kepri mencatatkan inflasi sebesar 2,31% (yoy) atau secara tahun kalender tercatat sebesar 1,17% (ytd).
Dalam rangka pengendalian inflasi, BI Kepri dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Baca Juga
Strategi GNPIP ini menggunakan strategi 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Beberapa risiko tekanan inflasi yang perlu diwaspadai kedepannya antara lain, curah hujan yang meningkat dapat berdampak pada terbatasnya pasokan pangan khususnya sayuran. Lalu mulai meningkatnya tarif angkutan udara seiring dengan pola historis menjelang libur akhir tahun, dan terakhir kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan perkembangan harga komoditas emas secara global.
Harga emas global memang mengalmami kenaikan harga karena ketidakpastian politik di Amerika. Hasil pemilu di negeri Paman Sam sangat berpotensi memengaruhi kekuatan dolar, dimana kemenangan Trump pastinya akan mendukung penguatan mata uang tersebut.
"Di sisi lain, terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi penahan inflasi antara lain ketersediaan pasokan pangan yang masih terjaga khususnya untuk daging dan telur ayam, pasokan ikan-ikanan yang tetap terjaga dari hasil tangkapan nelayan, dan masih terkendalinya harga pangan dari daerah sentra pangan," pungkasnya.(K65)