Bisnis.com, PALEMBANG – Perkembangan aktivitas ekspor di Provinsi Sumatra Selatan tercatat mengalami peningkatan sebesar 4,23% pada periode September 2024.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, menjelaskan bahwa nilai ekspor pada periode tersebut mencapai US$611,20 juta, meningkat dibandingkan bulan Agustus yang sebesar US$586,38 juta.
Menurut Wahyu, kenaikan ekspor di Sumsel terutama didorong oleh sektor non-migas yang mencapai nilai US$580,03 juta, meningkat sebesar 5,82% secara month to month (mtm). Sementara itu, ekspor minyak dan gas (migas) justru mengalami kontraksi sebesar 18,53%.
“Pendorongnya adalah ekspor non-migas, seperti pertanian yang mengalami kenaikan dan industri yang juga menunjukkan peningkatan,” jelasnya, Jumat (1/11/2024).
Namun, dia belum dapat memastikan penyebab utama penurunan ekspor migas, yang bisa disebabkan oleh penurunan produksi atau faktor eksternal lainnya.
“Melihat perkembangannya, ekspor minyak dan gas ini relatif turun dibandingkan non-migas,” imbuhnya.
Baca Juga
Sementara itu, ekspor dari masing-masing sektor di Sumsel menunjukkan bahwa sektor pertanian mengalami peningkatan 138,62%, industri meningkat 0,10%, dan pertambangan sebesar 9,15%.
Adapun komoditas yang menjadi penyumbang utama peningkatan ekspor Sumsel pada September tahun ini adalah batubara, kayu dan barang dari kayu, serta pulp atau bubur kertas.
“Total ekspor dari Januari sampai September secara kumulatif menunjukkan bahwa penyumbang terbesar adalah non-migas, yang mencapai 92,64%,” pungkasnya.