Bisnis.com, PEKANBARU - Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2024 yang berlangsung dari tanggal 26 Mei hingga 2 Juni 2024 di Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi momentum penting bagi Bank Indonesia (BI) untuk mempercepat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di wilayah Sumatera.
Acara ini merupakan agenda tahunan Bank Indonesia yang bertujuan mendorong kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan demi akselerasi ekonomi berbasis syariah.
Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Imam Hartono, serta perwakilan dari kantor BI Sumatera Utara, Aceh, Pematang Siantar, Sibolga, dan Riau. Juga turut hadir perwakilan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kepulauan Riau dan tamu undangan lainnya.
Kepala Perwakilan BI Riau, Panji Achmad, menyampaikan harapannya agar Fesyar 2024 dapat memperkuat konsep ekonomi syariah yang mengedepankan prinsip keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan. "Ekonomi syariah tidak hanya menegakkan keadilan dan persaudaraan, tetapi juga melahirkan kesetaraan pendapatan yang sesuai dengan ajaran Islam," ujar Panji Achmad kepada tim liputan Jelajah Ekonomi dan Keuangan Syariah (Eksyar) Riau 2024 baru-baru ini.
Berbagai kegiatan menarik turut memeriahkan Fesyar 2024, mulai dari Indonesia International Halal Chef Competition, pameran UMKM dan bazar, fashion show, hingga seminar terkait keuangan dan ekonomi syariah.
Tidak hanya itu, ada pula seminar optimalisasi dana Ziswaf, penguatan ekosistem produk halal, serta pemberdayaan usaha syariah. Festival ini juga menghadirkan berbagai lomba seperti kreasi sholawat, adzan, dai cilik, stand-up comedy, dakwah ekonomi syariah, hingga lomba mewarnai yang melibatkan masyarakat luas.
Dengan partisipasi aktif BI, diharapkan Fesyar 2024 dapat menjadi wadah untuk memperkuat ekosistem ekonomi syariah di Sumatera dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penerapan prinsip-prinsip syariah.
Salah satu UMKM yang berpartisipasi pada Fesyar 2024 di Batam adalah Sehasta Coffee asal Pekanbaru, Provinsi Riau. Sehasta Coffee, yang didirikan oleh Ahmad Wahyudi pada tahun 2017, memulai perjalanannya dari sebuah usaha kopi gerobakan yang sederhana. Berkat konsistensinya menjaga kualitas, kini Sehasta Coffee telah berkembang menjadi coffee shop berkelas nasional, dengan sistem bisnis berbasis syariah.
Berawal dari gerobak kopi angkringan milik teman, Wahyudi memulai usahanya dengan modal terbatas namun berkomitmen menghadirkan kopi berkualitas. “Awalnya, pelanggan kami adalah teman-teman sendiri, dan dari sana rekomendasi berkembang luas,” ujar Wahyudi.
Perkembangan pesat terjadi pada tahun 2019, saat Wahyudi membuka store pertamanya di Jalan Thamrin, Gobah, Pekanbaru. Meski hanya memanfaatkan garasi kecil dengan dua meja, Sehasta Coffee mulai dikenal luas.
Tantangan utama di awal adalah mengedukasi masyarakat tentang kopi asli yang diolah dari biji, berbeda dengan kopi instan yang lebih umum dikenal. "Edukasi ini cukup sulit karena masyarakat belum terbiasa dengan konsep tersebut," jelasnya.
Pada tahun 2022, Sehasta Coffee memutuskan beralih ke sistem ekonomi syariah dalam pengelolaan bisnisnya. Wahyudi menjelaskan bahwa perpindahan ini bukan sekadar mengikuti tren, melainkan karena ia melihat manfaat jangka panjang yang ditawarkan sistem ini. "Ekonomi syariah memberikan imbal hasil yang lebih baik dan lebih adil," ujarnya.
Penerapan sistem ini berlaku dari level investor hingga karyawan. Para investor yang bergabung harus memahami risiko dan kesepakatan bagi hasil sesuai dengan prinsip syariah. “Kami percaya sistem syariah ini lebih berkah dan mempermudah bisnis,” tambah Wahyudi.
Sehasta Coffee kini memiliki tiga store di Pekanbaru, dengan cabang baru sedang disiapkan di Jalan Lembaga Pemasyarakatan. “Dari satu store kecil di Thamrin, sekarang kami punya tiga, dan satu lagi akan segera dibuka,” ungkapnya.
Tak hanya di kancah lokal, Sehasta Coffee juga telah meraih pengakuan nasional. Dalam ajang Rosteri Nasional, Sehasta berhasil meraih juara dua dan tiga selama dua tahun berturut-turut. Mereka juga aktif terlibat dalam berbagai event besar seperti Festival Ekonomi Syariah (FESyar) dan Riau Sharia Week, yang digelar oleh Bank Indonesia (BI).
Sehasta Coffee bahkan mendapat tantangan dari BI untuk menjadi produsen kopi lokal Liberika dengan target ekspor pada tahun 2025. “Kami optimis bisa membawa Sehasta Coffee ke pasar global,” kata Wahyudi.
Dengan penerapan prinsip syariah dan dukungan penuh dari BI, Sehasta Coffee kini siap melangkah lebih jauh, memperkuat posisinya sebagai pemain utama di industri kopi, baik di Indonesia maupun di pasar internasional.