Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prabowo Resmi jadi Presiden, Petani Berharap RI Tak Lagi Impor Jagung

Prabowo Subianto resmi dilantik sebagai Presiden ke-8 RI. Terdapat harapan besar dari para petani jagung.
Seorang petani saat memanen jagung di Desa Aur Duri Surantih, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Kamis (11/8/2022). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Seorang petani saat memanen jagung di Desa Aur Duri Surantih, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, Kamis (11/8/2022). Bisnis/Muhammad Noli Hendra
Bisnis.com, PADANG - Pada hari pertama dilantiknya Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI periode 2024-2029 ada harapan besar rakyat dari tanah Minangkabau soal nasib petani jagung.
Dodi, seorang petani jagung di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, menyatakan semenjak adanya kebijakan Indonesia melalukan impor jagung, hasil panen jagung tidak lagi mendapatkan harga yang mampu memenuhi kesejahteraan petani.
"Harga jagung di kampung saya Rp4.000 per kilogramnya. Harga itu, mengalami penurunan yang cukup besar semenjak Indonesia melakukan impor karena dulu harga jagung mencapai Rp6.500 per kilogramnya," kata dia, Minggu (20/10/2024).
Dia menyebutkan kondisi penurunan harga sudah mulai dirasakan sejak awal tahun ini, meski secara nilai angkanya masih sedikit. Namun, seiring waktu berlalu dan hingga pada Oktober 2024, nilai penurunan harga mencapai Rp2.500 per kilogramnya.
Petani khawatir, apabila kebijakan pemerintah kedepan tidak memperhatikan kondisi pertanian jagung itu, perlahan-lahan bisa membuat petani meninggalkan pertanian jagung, karena tidak lagi menjadi pertanian yang menjanjikan.
"Saya berharap betul, impor jagung dihentikan saja. Akan lebih baik membantu petani meningkatkan produksi, mungkin ada kebijakan atau program, sehingga kebutuhan di dalam negeri terpenuhi bisa terpenuhi, tanpa harus melakukan impor," harapnya.
Selain itu, Adrizal petani jagung di Padang menyampaikan nasib petani ke depan sangat berharap ada kabar baik dari era kepemimpinan Prabowo-Gibran. Apalagi, dalam pidatonya Presiden Prabowo mengatakan bakal menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
"Saya memahami, presiden ingin menguatkan produksi di dalam negeri. Artinya tidak tergantung dengan impor lagi. Semoga hal itu berlaku bagi kami petani jagung ini, sehingga harga panen pun bisa mencapai angka yang mensejahterakan petani," harapnya usai menonton pelatikan Prabowo-Gibran melalui televisi.
Terkait pertanian jagung, Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar mencatat produksi jagung di Ranah Minang mengalami penurunan dari tahun ke tahun yang disebabkan terjadi alih fungsi lahan dari jagung menjadi sawah.
Begitupun untuk lahan jagung di Sumbar ini, tidak semuanya ditanam di atas lahan yang benar-benar khusus jadi kawasan pertanian jagung, tapi juga cukup luas lahan sawah yang kering dijadikan lahan perkebunan jagung. Untuk itu, Pemprov akan berupaya agar produksi pada tahun ini bisa lebih baik dari 2023. 
Hal ini mengingat kebutuhan jagung di Sumbar lebih dari 1 juta ton, yang artinya meski target tercapai, belum mampu memenuhi kebutuhan di Sumbar.
Lalu melihat pada 2023 luas lahan pertanian jagung sekitar 123.000 hektar dengan produksi sekitar 800.000 ton. Jumlah ini menurun apabila dibandingkan dengan 2022.
Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar Ferdinal merinci untuk kabupaten dan kota di Sumbar yang memiliki lahan jagung itu tersebar di Kabupaten Pesisir Selatan dengan luas panen mencapai 16.881 hektar, Kabupaten Agam 15.845 hektare, Kabupaten Pasaman 18.549 hektare, Kabupaten Pasaman Barat 36.179 hektare, Kabupaten Solok Selatan 12.353 hektare.
Untuk daerah lainnya itu termasuk wilayah perkotaan luas panen jagung  di bawah 8.000 hektare. Luas panen yang paling kecil itu berada di Mentawai yakni 18,30 hektar dan Kota Padang Panjang tidak ada petani yang berkebun jagung.
"Jadi di Sumbar ini yang tidak ada lahan jagung cuma di Padang Panjang, tetapi di daerah itu merupakan kawasan pertanian hortikultura yakni sayur-sayuran," ucapnya.
Selain itu untuk target produksi pada tahun 2024 ini, Ferdinal menjelaskan produksi jagung di Sumbar diperkirakan bisa mencapai 850.000 ton dengan varietas jagung yang banyak di Sumbar yakni P32 dan NK22. "Diperuntukan untuk pakan, kalau untuk dikonsumsi itu tidak banyak," sebutnya.
Sementara itu, data BPS mencatat hingga September 2024 Indonesia mengimpor jagung sebanyak 158,60 ribu ton, naik 190,21% dibanding September 2023 yang seberat 54,65 ribu ton.
Mayoritas impor jagung berasal dari Argentina seberat 351,14 ribu ton, Brazil seberat 256,83 ribu ton, Amerika Serikat 3,29 ribu ton, Pakistan 13,07 ribu ton, dan Thailand 315,46 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper