Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bantuan untuk Lahan Pertanian Terdampak Bencana di Sumbar Direalisasikan September 2024

Proses realisasi untuk bantuan lahan pertanian terdampak bencana alam di Sumbar tengah berlangsung dan diperkirakan mulai terlaksana pada September 2024.
Ilustrasi. Petani membajak sawah yang akan ditanami padi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Bisnis/Paulus Tandi Bone
Ilustrasi. Petani membajak sawah yang akan ditanami padi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, PADANG - Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatra Barat menyebutkan proses realisasi untuk bantuan lahan pertanian terdampak bencana alam di daerah itu tengah berlangsung dan diperkirakan mulai terlaksana pada September 2024.

Kepala Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumbar Febrina Tri Susila Putri mengatakan dampak bencana alam yang terjadi pada Mei 2024 lalu di wilayah Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang dengan luas mencapai sekitar 2.158,30 hektare.

"Sebelumnya Menteri Pertanian sudah turun, lalu kami menindaklanjutinya dengan mendata secara detail lahan pertanian yang terdampak. Kemudian Mentan menyatakan akan membantu melakukan lahan pertanian dengan anggaran Rp33,34 miliar," katanya, Rabu (14/8/2024).

Rina menjelaskan dari anggaran dari Kementan tersebut dibagi untuk bantuan berupa bibit, pupuk, dan lainnya itu senilai Rp23 miliar. Sedangkan sisanya Rp10 miliar lebih dialokasikan untuk reklamasi lahan yang rusak akibat bencana alam tersebut.

Posisi saat ini untuk anggaran dari Kementan itu, khusus untuk berupa bibit, pupuk, dan lainnya tersebut lagi on going (distribusi dari provinsi ke kabupaten dan kota).

"Untuk yang alokasi reklamasi kemungkinan besar baru akan terealisasi pada September 2024 mendatang," jelasnya.

Rina berharap kepada petani untuk tetap bersabar, karena proses realisasi bantuan dari Kementan tersebut memang membutuhkan beberapa syarat, agar bantuan jelas peruntukannya.

Dia juga memperkirakan bila September lahan pertanian yang terdampak bencana alam tersebut berangsur pulih, maka pada penghujung tahun 2024 ini Sumbar akan mendapatkan hasil produksi padi yang maksimal.

Ria menyebutkan bahwa bencana alam yang terjadi itu memang sedikit banyaknya berdampak kepada produksi padi di Sumbar. Makanya mulai Agustus ini untuk lahan yang tidak terdampak sudah mulai masuk masa tanam.

"Sedangkan lahan yang terdampak bencana dan saat ini proses pemulihan itu, maka masa tanamnya bakal dimulai pada September 2024 nanti," sebut Rina.

Terkait adanya gangguan produksi padi akibat bencana alam itu, kata Rina, Pemprov Sumbar sudah melakukan upaya pemanfaatan lahan yang bisa diolah untuk ditanam padi.

Dia mengaku belum mengetahui secara pasti luas lahan yang baru ditanam padi itu, namun diperkirakan dapat mengisi kekosongan jumlah produksi yang sempat terganggu akibat bencana alam tersebut.

"Beruntung kami sudah melakukan upaya lain agar produksi tidak terganggu, yakni mengolah lahan yang bisa ditanam padi. Kawasannya tersebar di sejumlah kabupaten dan kota di Sumbar," ujarnya.

Sebelumnya Pemprov Sumbar telah mengajukan kebutuhan penanganan dan pemulihan dampak kepada Kementerian Pertanian, yakni untuk padi yang terdampak luasnya 4.416,64 hektare dan luas itu turut terjadi puso seluas 725,05 hektare.

"Jumlah ini tidak hanya di Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang. Tapi untuk daerah lainnya yang juga terdampak bencana pada Maret 2024 yakni di Kabupaten Pesisir Selatan. Jadi pengajuannya digabungkan saja," jelas Rina.

Lalu untuk jagung luas lahan yang terdampak mencapai 1.098,28 hektare dan mengalami puso 320,45 hektare. Kemudian cabai merah juga turut merasakan dampak bencana dengan luas 155,10 hektare dan terjadi 32,38 hektare.

Selanjutnya untuk bawang merah lahan yang terdampak 32,60 hektare dan yang mengalami puso 9,00 hektare. Serta untuk sayuran lainnya yang tercatat terdampak seluas 268,55 hektare dan yang mengalami puso 93,50 hektare.

"Jadi total lahan yang terdampak itu tercatat 5.971,08 hektare dan kondisi pertanian yang mengalami puso mencapai 1.180,39 hektare," jelasnya.

Diakuinya melihat kondisi yang seperti itu, maka perlu bagi pemerintah untuk memberikan solusi dan kepedulian terhadap petani yang merasakan dampak akibat bencana alam tersebut.

Untuk itu, Pemprov Sumbar turut menyampaikan kebutuhan penanganan bencana terhadap pertanian itu ke Menteri Pertanian. Kemudian secara bersama-sama dengan Pemprov Sumbar dan Pemerintah Kabupaten dan Kota turut mengambil langkah-langkah mitigasi dan adaptasi bencana tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper