Bisnis.com, BATUSANGKAR - Sebanyak 3.000 ekor ikan bilih hasil restocking (tindakan melepas ikan) ke habitat aslinya yakni di Danau Singkarak di wilayah Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat.
Guru besar Universitas Bung Hatta (UBH) Padang Hafrijal Syandri yang akrab disapa Prof Bilih mengatakan bahwa ikan bilih merupakan ikan endemik yang ada di Danau Singkarak yang terbagi pada wilayah Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar.
"Ikan bilih ini populasinya terbilang berkurang. Sehingga upaya pemijahan turut dilakukan, agar perkembangbiakannya bisa dibantu, dan hal itu telah dilakukan mulai dari Dinas Kelautan dan Perikanan hingga ada dari pihak perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap populasi ikan bilih ini yakni PT Semen Padang," katanya, Minggu (11/8/2024).
Dia menyebutkan bicara soal pemijahan ikan bilih oleh PT Semen Padang itu, memang merupakan kolaborasi antara kampus UBH dengan perusahaan BUMN tersebut. Seperti halnya penebaran ikan bilih di Danau Maninjau itu, merupakan ikan bilih yang ada datang dari pemijahan milik PT Semen Padang.
"Kegiatan yang kami lakukan dengan Semen Padang ini sejak 2018. Artinya, ini tahun keenam bagi UBH bekerjasama dengan PT Semen Padang untuk kegiatan konservasi ikan bilih," ujarnya.
Dia menyampaikan perkembangan ikan bilih hasil konservasi yang dilakukan oleh PT Semen Padang bersama UBH, sejak dilakukan kerjasama, dan dari laporan masyarakat di kawasan Danau Singkarak itu, kondisinya ikan bilih mulai banyak ditemukan. Artinya populasi ikan bilih meningkat dan berkembang dengan baik.
Baca Juga
"Ini informasi dari masyarakat dan Wali Nagari Sumpur. Jumlah populasinya meningkat drastis, dan itu dapat dilihat di Muaro Sungai Sumpur, banyak ikan bilih yang naik ke sungai untuk pemijahan," jelasnya.
Menurutnya adanya perkembangan tersebut, merupakan kerjasama yang baik dengan PT Semen Padang. Karena, selain merestocking ikan bilih, PT Semen Padang juga membuatkan reservat untuk ikan bilih yang dilepas di Danau Singkarak tersebut.
Direktur Utama PT Semen Padang Indrieffouny Indra mengatakan sebelumnya perusahaan juga sudah melakukan hal yang sama yakni terdapat sebanyak 13.000 ikan bilih hasil pemijahan di restocking ke Danau Singkarak.
Bahkan selain merestocking, PT Semen Padang juga membangun reservate atau suaka untuk ikan bilih yang lokasinya juga berada di Jorong Batu Baraguang, Nagari Sumpur.
"Jadi, sampai hari ini sudah 16.000 ikan bilih hasil pemijahan yang dilakukan PT Semen Padang, telah disebar di habitat aslinya di Danau Singkarak," sebutnya.
Indrieffouny menyampaikan bahwa ikan bilih hasil pemijahan ini merupakan bagian dari upaya konservasi ikan bilih yang telah dilakukan oleh PT Semen Padang sejak tahun 2018.
Kemudian konservasi ikan endemik di Danau Singkarak itu sebelumnya dirintis oleh Direktur Supply Chain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Yosviandri, yang ketika itu menjabat sebagai Dirut PT Semen Padang.
"Kini ikan bilih hasil konservasi ini telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat salingka Danau Singkarak, khususnya di Nagari Sumpur," ujarnya.
Dikatakannya kegiatan konservasi hingga restocking ikan bilih tersebut merupakan bagian program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan dalam upaya menyelamatkan ikan bilih yang terancam punah akibat eksploitasi secara besar-besaran oleh oknum nelayan salingka Danau Singkarak.
"Tanpa mengindahkan proses siklus hidupnya. Bahkan, upaya dari konservasi ini diapresiasi oleh banyak pihak," tegasnya.
Diantaranya, mendapat penghargaan Gold Award pada Indonesian SDG's Award 2022, Penghargaan Padmamitra Award 2022 untuk kategori Pelestarian Lingkungan dan Biodiversity, serta mendapat penghargaan Subroto untuk kategori Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Terinovatif Komoditas Mineral Bukan Logam tahun 2023.
Tidak hanya itu, bahkan konservasi ikan bilih ini juga menjadi salah satu yang dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Proper Emas.
"Alhamdulillah, PT Semen Padang berhasil mendapatkan Proper Emas di tahun 2023. Penghargaan itu merupakan adanya kegiatan restocking ikan bilih ini, yang telah menunjukan dampak kepada peningkatan hasil tangkapan nelayan Nagari Sumpur," ucap Indrieffouny.
Peningkatan itu, kata Indrieffouny melanjutkan, karena dari rata-rata 3 kg per hari per nelayan, meningkat menjadi 7 kg per hari per nelayan, dengan peningkatan pendapatan nelayan sebesar Rp4,5 juta per bulan per nelayan. Bahkan, nilai Social Return of Investment (SROI) nya sebesar 13,97 kali.
"Artinya, dari Rp1 yang diinvestasikan PT Semen Padang menghasilkan nilai dampak sebesar Rp13,97 bagi penerima manfaat di Salingka Danau Singkarak ini," sebutnya.
Direktur Supply Chain PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Yosviandri menambahkan berharap agar PT Semen Padang yang merupakan bagian dari PT Semen Indonesia atau SIG, terus dapat berkolaborasi dengan UBH dalam mengembangbiakan ikan bilih, yang merupakan ikan endemik di Danau Singkarak.
"Saya berharap kolaborasi ini terus dilakukan," harap Yosviandri.
Dia pun menceritakan bagaimana awal mulanya muncul ide untuk mengembangbiakan ikan bilih di PT Semen Padang. Dimana sebelum dilakukan kerja sama dengan UBH, dirinya yang saat itu masih menjabat sebagai Dirut PT Semen Padang, berkunjung ke ruangan Deni Zein yang saat menjadi Staf di Unit Sarana Umum PT Semen Padang.
Kemudian di ruangan tersebut, dia melihat ada ikan bilih yang dipelihara oleh Deni Zein di dalam akuarium. "Ternyata ikan bilih bisa hidup di luar habitat aslinya. Nah, karena ikan ini mulai langka dan bisa hidup di luar habitatnya, kemudian saya tertarik untuk mengembangbiakan ikan bilih ini," jelasnya.
Awalnya, sebut Yosviandri, konservasi ikan bilih dilakukan di sungai di kawasan lapangan golf PT Semen Padang yang merupakan kawasan Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati).
Ternyata ikan bilih bisa hidup di sungai tersebut, namun perkembangannya sulit dideteksi, sehingga dibuatlah kolam konservasi yang dilengkapi dengan tempat pemijahan.
"Hasilnya, ikan bilih berkembang sangat signifikan. Teman-teman Kehati PT Semen Padang juga sangat antusias dengan program konservasi ikan bilih ini," ujarnya.
Dia hasilnya kini ternyata program konservasi tersebut juga bermanfaat untuk mendukung program Proper Emas PT Semen Padang.
"Padahal dari awal, kami tidak berpikir ini sebagai Proper atau reward lainnya. Karena dari awal, kami mengembangkannya karena ikan ini langka bisa berkembang di luar habitatnya, hanya itu saja," katanya.