Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Wilayah Pertanian di Sumbar Terdampak Cuaca Panas

Dampak berlangsungnya cuaca panas di wilayah Sumatra Barat mulai dirasakan sektor pertanian yakni soal minimnya sumber air.
Petani tengah panen./Bisnis-Rachman.
Petani tengah panen./Bisnis-Rachman.

Bisnis.com, PADANG — Dampak berlangsungnya cuaca panas di wilayah Sumatra Barat mulai dirasakan sektor pertanian yakni soal minimnya sumber air.

Sekretaris Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumbar Ferdinal Asmin mengakui cuaca panas menjadi hal dikhawatirkan, terutama lahan-lahan sawah yang membutuhkan air yang intensif.

"Sampai hari kemarin, kami memang menerima laporan terkait kekeringan lahan sawah di beberapa tempat, seperti dari di Kabupaten Pesisir Selatan dan di kawasan Bungus Kota Padang," katanya, Rabu (31/7/2024).

Dia menyebutkan kendati dampak cuaca panas telah dirasakan oleh sektor pertanian, namun secara umum belum berdampak pada produksi padi di Sumbar.

Ferdinal berharap petani dapat mengefisienkan penggunaan air secara berkelompok, menjaga kelembaban tanah dengan mempertahankan jerami sebagai mulsa, atau bahan-bahan tanaman lain. Kemudian perlu untuk selalu memperhatikan kondisi tanaman dan melaporkan ke petugas pertanian di lapangan.

"Jika terkendala dengan risiko kegagalan panen, segera laporkan ke petugas pertanian di lapangan yang ada di masing-masing kecamatan," sebutnya.

Menurutnya komoditas padi merupakan jenis tanaman pangan yang cukup rentan dengan kondisi kekeringan tersebut. Meski secara umum tanaman pangan umur 30 hari memang berisiko. Biasanya, petani juga memilih menanam jagung pada musim kering ini.

"Kalau lahan kering, petani ada yang mencoba beralih menanam jagung, karena jagung komoditas yang aman menjalani masa cuaca panas," jelasnya.

Selain itu, dampak cuaca panas yang melanda wilayah Provinsi Sumbar telah dirasakan oleh petani di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan.

Menurut keterangan salah seorang petani di Sutera, Kambarnis, akibat cuaca panas ini membuat kondisi sawah di desanya itu semakin memprihatinkan.

"Terakhir panen pada Februari 2024 lalu. Biasanya awal Maret sudah mulai ke musim tanam, tapi ketika itu dilanda bencana alam. Sekarang pada bulan Juli ini petani sudah bersiap ke sawah, tapi kondisi sawah sudah kering," katanya.

Dia menceritakan kondisi kekeringan yang dirasakan hamparan ribuan hektare itu diperparah kondisi irigasi yang tidak berfungsi. Padahal kawasan sawah di Sutera itu bukanlah lahan tadah hujan.

"Jadi kondisi cuaca panas ini, semakin memperparah kondisi lahan. Sudah lah irigasi tidak berfungsi, cuaca panas lagi," sebutnya.

Terkait persoalan irigasi di daerah ini, petani telah menyampaikan ke pemerintah nagari, namun tidak ada solusi yang jitu untuk membuat irigasi kembali bisa mengaliri air.

Sebab kalau dilihat dari bagian hulu irigasi itu, masih terdapat air yang mengalir. Ternyata persoalannya adalah tebalnya sedimen tanah atau lumpuh dan ditambah tumpukan sampah, membuat air sulit mengalir di irigasi tersebut.

"Irigasi ini dikenal dengan Irigasi Batang Surantih. Solusinya harus ada alat berat yang mengeruk tanah dan sampah-sampah dari dalam irigasi. Cuma untuk alat berat ini, pemerintah nagari belum ada solusinya," ucap dia.

Kini dengan kondisi cuaca panas, membuat lahan sawah menjadi kering. Tidak ada yang bisa diperbuat, dan harapan hanya bisa tertuju kepada perbaikan saluran irigasi.

"Kami berharap betul pemerintah bisa segera menyikapi kondisi pada pertanian kami ini. Lebih dari lima bulan kami tidak turun ke sawah. Seharusnya sudah panen kedua kalinya di tahun ini. Tapi Buktinya, hingga Juli 2024 ini hanya di bulan Februari saja panennya," tegas dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper