Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Jepang Kepincut Kembangkan Bioavtur dari Kelapa di Sumsel

Investor asal Jepang telah menyatakan kesediaannya untuk bergabung dalam rencana pembangunan pabrik pengolahan komoditas kelapa menjadi bioavtur.
Penandatangan MoU antara Menteri Koordinator Perekonomian, Pj Gubernur Sumsel, Ketua Indonesia Japan Business Network (IJBNet) dan juga CEO dari GPDJ di Kantor Gubernur Sumsel, Sabtu (20/7/2024) terkait pengembangan bioavtur dari komoditas kelapa di Kabupaten Banyuasin. /Bisnis-Husnul Iga Puspita.
Penandatangan MoU antara Menteri Koordinator Perekonomian, Pj Gubernur Sumsel, Ketua Indonesia Japan Business Network (IJBNet) dan juga CEO dari GPDJ di Kantor Gubernur Sumsel, Sabtu (20/7/2024) terkait pengembangan bioavtur dari komoditas kelapa di Kabupaten Banyuasin. /Bisnis-Husnul Iga Puspita.

Bisnis.com, PALEMBANG – Investor asal Jepang Green Power Development Corporation of Japan (GPDJ) telah menyatakan kesediaannya untuk bergabung dalam rencana pembangunan pabrik pengolahan komoditas kelapa menjadi sustainable aviation fuel (SAF) atau bioavtur

Hal itu ditandai melalui penandatangan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) antara Menteri Koordinator Perekonomian, Pj Gubernur Sumsel, Ketua Indonesia Japan Business Network (IJBNet) dan juga CEO dari GPDJ di Kantor Gubernur Sumsel, Sabtu (20/7/2024) lalu. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan MoU itu menjadi salah satu langkah yang baik untuk dibuat prototipe pada bioavtur. 

“Kita ketahui saat ini untuk bioavtur pemerintah sedang menyiapkan skala 3-5%, tetapi tentu harus ada pilot plan terkait bioavtur sendiri. Sehingga adanya investor ini mudah-mudahan menjadi prototipe yang ada di Sumsel,” ujar Airlangga.

Kepala Bidang Promosi PM Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumsel Rahmat Fitriansyah menjelaskan rencana pembangunan pabrik tersebut berlokasi di Desa Muara Sungsang II, Kabupaten Banyuasin. 

Saat ini progres rencana itu masih dalam proses perizinan analisis dampak lingkungan (Amdal) serta kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang atau KKPR. 

“Belum, belum berjalan (pembangunan pabrik), tapi sudah mulai proses pengurusan izin lingkungan, kesesuain RTRW,” ungkapnya kepada Bisnis, Rabu (24/7/2024). 

Rahmat menerangkan rencana nilai investasi Jepang dalam pembangunan pabrik Crude Coconut Oil (CCO) yang ada di Bumi Sedulang Setudung itu berkisar Rp200 sampai Rp300 miliar, dengan skala produksi CCO diperkirakan mencapai 100 sampai 120 ton per hari dan omset sebesar Rp660 miliar per tahun. 

Namun, besaran investasi itu belum pasti lantaran pihak investor masih terus melakukan kajian untuk hilirisasi ke produk lainnya seperti santan, air kelapa kemasan, hingga pabrik arang dari sabut dan tempurung kelapa. 

“Jumlah investasi belum fix karena mereka masih melakukan kajian lagi. Tapi untuk saat ini akan fokus ke satu item (pabrik CCO) dulu,” kata dia.

Disamping itu, imbuhnya, akselerasi proyek ini masih menemui hambatan dan tantangan di lapangan salah satunya jalan menuju lokasi pabrik yang masih sulit dilalui. Oleh karena itu, pemerintah provinsi dan juga pemerintah daerah diharapkan memberikan atensi dan bantuan agar akses ke lokasi dapat diperbaiki. 

“Kemarin itu sudah di acc dari pihak pemerintah provinsi untuk akses jalan dibantu sekitar 4,5 kilometer dari ujung jalan,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper